Saat Anda merasa stres atau banyak pikiran, pernahkah Anda juga merasakan fisik Anda turut sakit? Jika iya, bisa saja Anda mengalami gangguan somatoform.
Ini merupakan gangguan di mana seseorang akan merasakan beragam gejala seperti sakit leher, sakit punggung, sakit dada, kelelahan ekstrem, pusing, atau tidak enak badan di beberapa bagian tubuh tertentu. Namun, saat memeriksakan diri ke dokter, tidak ditemukan gangguan apapun secara fisik.
Sebenarnya, somatoform sendiri merupakan suatu gejala yang wajar. Kendati demikian, Anda perlu waspada sebab somatoform bisa menjadi indikator terganggunya kondisi psikologis Anda. Kondisi psikologis yang terganggu tentunya akan memunculkan berbagai macam dampak negatif ke depannya, bukan?
Oleh sebab itu, mari kenali lebih dulu gangguan somatoform, penyebab, hingga cara mengatasinya melalui artikel berikut ini!
Apa Itu Somatoform?
Gangguan somatoform adalah salah satu kelainan psikologis pada seseorang yang biasanya muncul karena banyaknya pikiran, stres, atau depresi.
Somatoform muncul dengan sekumpulan keluhan fisik tertentu. Namun, keluhan tersebut tidak tampak saat pemeriksaan fisik, atau bahkan sama sekali tidak ditemukan penyebabnya.
Diagnosis somatoform sendiri perlu dilakukan secara rinci dan detail. Perlu adanya pemeriksaan lengkap untuk memastikan apakah keluhan tersebut benar-benar terjadi karena penyakit, atau merupakan dampak dari somatoform.
Penyebab Gangguan Somatoform
Sebenarnya, penyebab gangguan somatoform sendiri belum bisa dijelaskan dengan pasti. Sebab, ada berbagai macam keluhan yang berbeda-beda pada setiap penderitanya.
Namun, beberapa studi menyatakan bahwa gangguan ini terjadi karena adanya masalah pada impuls saraf. Yang mana bertugas untuk mengirim sinyal seperti rasa sakit ke otak. Inilah sebabnya penderita somatoform sering mengeluhkan gejala yang berbeda-beda.
Selain itu, ada pula faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami gangguan somatoform. Di antaranya adalah:
Baca Juga :
- Psikosomatis, Gangguan Kesehatan Hanya Saat Stres dan Cemas
- Pentingnya Work-Life Balance Untuk Kesehatan Tubuh dan Mental
1. Faktor Genetik
Perlu Anda tahu bahwa genetik menjadi salah satu penyebab gangguan psikologis dan gangguan mental. Nah, hal serupa ternyata juga berlaku untuk somatoform.
Apabila Anda memiliki riwayat keluarga yang memiliki kecenderungan penyakit karena banyak pikiran, maka Anda pun akan lebih berisiko mengalami gangguan ini. Anda akan lebih mudah merasakan dampak buruk dari adanya pikiran negatif.
Misalnya kecenderungan untuk merasa nyeri pada bagian tubuh tertentu saat sedang stres, serta lebih mudah terganggu secara emosi. Dalam beberapa kasus, somatoform juga membuat banyak orang kerap melakukan self diagnosis akibat rasa nyeri yang ia alami.
2. Pernah Mengalami Kejadian Traumatis
Penyebab berikutnya pernah mengalami kejadian traumatis. Perlu Anda ketahui bahwa pengalaman traumatis yang penuh tekanan dapat berkontribusi pada terjadinya gangguan somatoform.
Contohnya adalah peristiwa traumatis yang menyebabkan kondisi seperti PTSD (post-traumatic stress disorder), pernah mengalami pelecehan, atau kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, pola asuh yang tidak tepat pada masa anak-anak juga bisa memicu munculnya rasa trauma dan gangguan somatoform. Misalnya seperti menghukum anak dengan menggunakan hukuman fisik
3. Efek Samping Penggunaan Obat-Obatan Tertentu
Faktor risiko terakhir yang menyebabkan somatoform adalah efek samping penggunaan obat-obatan tertentu seperti NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya). Penggunaan obat-obatan tersebut dapat memicu adanya gangguan pada psikologis dan emosi. Sehingga, bukan hal yang mustahil apabila Anda juga mengalami somatoform akibat mengonsumsi obat-obatan tersebut
Baca Juga :
- Tak Hanya Tidur, Inilah 7 Jenis Istirahat yang Bisa Anda Coba
- 4 Cara Melakukan Meditasi yang Benar untuk Atasi Sulit Tidur
Jenis-Jenis Gangguan Somatoform
Ada 5 jenis gangguan somatoform yang perlu Anda ketahui. Antara lain:
1. Gangguan Somatisasi
Merupakan keluhan fisik di berbagai bagian tubuh yang terjadi karena tres atau beban mental yang berat. Keluhan-keluhan yang muncul di antaranya adalah sakit perut, sakit kepala, kelelahan, mual, hingga mengalami masalah seputar menstruasi.
Biasanya, gangguan somatisasi akan membuat penderitanya lebih emosional terhadap keluhan yang ia alami.
2. Gangguan Konversi
Merupakan kondisi ketika penderitanya memiliki gejala yang menunjukkan adanya penyakit serius pada sistem saraf tanpa adanya penyebab medis. Contoh gejala gangguan konversi di antaranya adalah kejang-kejang, pendengaran terganggu, mati rasa, bahkan merasa lumpuh.
3. Hipokondriasis
Ini adalah kondisi saat seseorang takut bahwa gejala ringan yang ia alami terjadi karena adanya penyakit serius. Contohnya, menganggap bahwa pusing akibat kebutuhan tidur yang tidak tercukupi merupakan gejala dari tumor otak.
Contoh lainnya adalah saat mengalami masalah kulit seperti flek hitam, alergi kulit, ruam, bruntusan, atau milia yang dinilai sebagai tanda penyakit kanker kulit.
4. Gangguan Rasa Sakit
Merupakan jenis somatoform yang paling sering terjadi. Ini merupakan kondisi ketika seseorang merasakan rasa sakit terus-menerus. Namun tidak ada masalah apapun yang ditemukan saat melakukan pemeriksaan medis.
Tetapi tidak seperti gangguan somatisasi, keluhan pada gangguan rasa sakit biasanya hanya sebatas merasa nyeri pada bagian tubuh tertentu saja.
5. Gangguan Dismorfik Tubuh
Ini adalah gangguan ketika penderitanya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengkhawatirkan penampilan tubuhnya. Kondisi ini juga menyebabkan berkurangnya body positivity, rendahnya self esteem, dan bahkan membuat penderitanya memiliki kecenderungan untuk melakukan self deprecation.
Baca Juga :
- Kenali 5 Tanda Self Gaslighting dan Cara Mengatasinya
- Pentingnya Self Awareness Untuk Memahami Diri Apa Adanya
Cara Mengatasi Gangguan Somatoform
Pengobatan gangguan somatoform memang perlu dilakukan agar kondisinya tidak semakin memburuk. Kendati penyebab fisiknya tidak ada, tetapi penderita somatoform bisa benar-benar terganggu dengan keadaan yang ia alami.
Setelah mengetahui gejala dan bahaya dari gangguan somatoform, maka langkah selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah melakukan antisipasi dan mengatasinya. Selain berkonsultasi dengan dokter, ada pula beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk mengatasi gangguan ini. Di antaranya adalah:
1. Mengelola Stres
Mengurangi dan menghilangkan stres menjadi tips pertama yang harus Anda lakukan. Sebab, somatoform terjadi karena adanya stres dan beban pikiran. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghilangkan stres misalnya melakukan hobi atau kegiatan yang Anda gemari. Melakukan travelling, liburan bersama keluarga, mengadakan staycation dan sleepover, curhat dengan teman, atau bahkan memberikan self reward untuk diri sendiri.
2. Meningkatkan Self Love
Cara kedua adalah lebih mencintai diri sendiri (self love). Ketahuilah bahwa salah satu pemicu stres adalah karena kurangnya penerimaan pada diri sendiri dan kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain. Untuk itu, cobalah untuk mengurangi hal tersebut dengan cara lebih mencintai diri sendiri dan meningkatkan self worth.
3. Kurangi Pikiran Negatif
Selalu melihat sisi positif dari suatu masalah. Stres terjadi karena menumpuknya pikiran negatif. Maka dari itu, untuk mengatasinya cobalah untuk melihat semua hal dari sisi positif.
4. Terapkan Pola Hidup Sehat
Menerapkan pola hidup yang sehat. Pikiran sehat juga berasal dari fisik yang sehat. Maka dari itu, terapkanlah pola hidup sehat seperti olahraga secara rutin, serta mengonsumsi makanan untuk kesehatan mental.
5. Menjaga Kualitas Tidur
Meningkatkan kualitas tidur dan memenuhi kebutuhan waktu tidur ideal merupakan hal yang wajib Anda lakukan. Sebab, ada banyak sekali manfaat tidur untuk kesehatan mental, salah satunya adalah tidur dapat mengatasi stres.
Untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, Anda bisa memperbaiki pola tidur dengan menerapkan sleep hygiene, melakukan pola tidur bifasik bagi Anda yang sulit memenuhi waktu tidur pada malam hari, hingga mengonsumsi obat tidur alami seperti teh herbal, dan memilih perlengkapan tidur seperti sprei dan bedcover terbaik yang berkualitas agar kualitas tidur terjaga.
Anda bisa mendapatkan sprei dan bedcover terbaik dari Sleep Buddy yang dirancang khusus untuk membantu meningkatkan kualitas tidur Anda. Silakan mengunjungi toko bedcover terdekat untuk mendapatkan produk Sleep Buddy. Sedangkan bagi Anda yang ingin mendapatkannya secara online, kunjungi marketplace Sleep Buddy di Tokopedia, Shopee, Lazada, atau Blibli.
Baca Juga :
- Merk Bedcover Terbaik untuk Tingkatkan Kualitas Tidur
- Merk Sprei Terbaik dengan Bahan yang Lembut dan Adem
Sleep Buddy Merk Lokal, Kualitas Internasional sejak 2009, Rasakan pengalaman tidur yang berbeda dari sprei lembut dan tahan lama.