Sleep Buddy

Sleep Buddy Logo Fa
0

Your Cart

Currently Empty: Rp0.00

Continue shopping

0

Your Cart

Currently Empty: Rp0.00

Continue shopping

Codependent Relationship Ketika Selalu Bergantung Dengan Pasangan
Feb 14
0 Comments

Beberapa orang meyakini bahwa hubungan yang sehat adalah ketika dua orang saling give-and-take dengan porsi sewajarnya dan sesuai kemampuan diri. Namun, apa jadinya jika Anda atau pasangan Anda sama-sama tidak saling memberi dan mengasihi dengan baik sehingga ada satu pihak yang ketergantungan dengan pihak lain? Besar kemungkinan Anda berada dalam codependent relationship.

Hal ini senada dengan riset dari Mental Health America bahwa codependent relationship hubungan penuh kecanduan yang mana satu orang akan menggantungkan segala keputusan, bahkan hidupnya, kepada orang lain. Sehingga dapat membahayakan kesehatan fisik dan emosional.

Tipe hubungan ini tergolong sangat toxic karena suasana hati, kebahagiaan, dan identitas Anda ditentukan oleh orang lain. Dengan demikian, ada satu pihak yang pasif yang mana tidak bisa membuat keputusan sendiri dan pihak lainnya lebih dominan dalam menentukan dan mengendalikan jalannya hubungan.

Lantas, bagaimana sebenarnya codependent relationship bisa terbentuk? Apakah hubungan seperti itu bisa diperbaiki? Baca artikel ini hingga selesai.

Apa Itu Codependent Relationship?

Codependent relationship adalah istilah yang merujuk pada hubungan yang tidak sehat di mana Anda kerap rela berkorban demi orang lain dan menomorduakan prioritas lainnya. Sedangkan orang lain seringkali tidak berkorban sebesar Anda.

Anda hanya akan merasakan harga diri (self esteem) dan kelayakan dirinya (self worth) muncul saat mengorbankan diri untuk orang lain yang mana selalu senang menerima pengorbanan tanpa memberi balasan setimpal. Dengan kata lain, Anda sebagai orang kodependen akan cenderung mendedikasikan seluruh hidup Anda untuk menyenangkan dan memberi dukungan kepada orang lain. Dengan harapan orang lain itu akan lebih mencintai Anda, padahal sebenarnya tidak demikian (tanda erotomania).

Tak hanya terjadi pada hubungan percintaan, codependent relationship juga bisa terjadi pada hubungan pertemanan dan keluarga. Hubungan antara dua orang ini membuat Anda selalu menggantungkan semua jenis persetujuan dari orang lain di setiap pengambilan keputusan. Hal ini menyebabkan Anda terkesan tidak atau sulit mandiri.

Penyebab Munculnya Codependent Relationship

Penyebab Munculnya Codependent Relationship

Tanda utama Anda merupakan orang kodependen adalah ketika Anda merasa harus mengurus semua orang setiap saat. Umumnya, sikap ini pertama kali muncul saat masa kanak-kanak akibat kesalahan pola asuh yang mana orang tua mengajarkan akibat atau konsekuensi jika tidak memenuhi kebutuhan orang tua.

Baca Juga:

 

Akibatnya, Anda merasa terdorong untuk selalu menjaga orang lain, terutama pasangan Anda. Bukan karena kasih sayang, tetapi karena Anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi jika Anda tidak melakukannya.

Selengkapnya, berikut ini penyebab munculnya sikap Anda yang ketergantungan dengan orang lain sehingga memicu terciptanya codependent relationship.

1. Masalah Pola Asuh

Anda menjadi orang yang kodependen karena pernah mengalami masalah dengan hubungan orang tua saat masih kecil. Orang tua mengajarkan Anda bahwa kebutuhan Anda kurang atau bahkan tidak penting daripada kebutuhan orang tua. Sehingga Anda fokus pada kebutuhan orang tua dan tidak pernah memikirkan diri Anda sendiri.

2. Hidup Dengan Anggota Keluarga yang Sakit

Sikap kodependen juga dapat muncul ketika Anda merawat anggota keluarga yang sakit, baik gangguan kesehatan mental atau fisik. Berperan sebagai pengasuh, terutama ketika usia muda, membuat Anda harus mengabaikan kebutuhan diri sendiri dan hanya berusaha membantu orang lain.

3. Hidup di Tengah Keluarga yang Berkepribadian Kasar

Bentuk kekerasan seperti pelecehan fisik, seksual, dan emosional dapat menyebabkan kondisi psikologis Anda terganggu. Apalagi jika Anda mengalami kekerasan dari orang tua atau anggota keluarga Anda, psikologi Anda akan terganggu selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup.

Ketika Anda dilecehkan sejak masih anak-anak atau remaja, maka Anda akan belajar untuk menekan perasaan Anda sebagai bentuk mekanisme pertahanan dari rasa sakit akibat pelecehan. Dan ketika Anda dewasa, Anda hanya akan memahami bahwa Anda harus memikirkan perasaan orang lain dan tidak mengutamakan kebutuhan Anda sendiri.

Tanda Sedang Berada di Codependent Relationship

Tanda Sedang Berada di Hubungan Kodependen

Mungkin sulit untuk membedakan antara orang yang kodependen dengan orang yang memiliki bahasa cinta act of service dan juga memiliki sifat clingy. Tapi umumnya, seseorang yang kodependen biasanya akan:

1. Tidak Bisa Menolak

Bila Anda berada dalam hubungan kodependen, Anda sering merasa tidak punya pilihan selain membuat orang lain bahagia. Anda tidak suka mengatakan tidak, bahkan ketika segala usaha menyenangkan orang lain tersebut akan mengganggu keinginan dan kebutuhan Anda sendiri. Alhasil, sikap ini membuat Anda mengabaikan hal penting seperti mencintai diri sendiri (self love).

Baca Juga:

 

2. Tidak Memiliki Batasan yang Jelas Dalam Hubungan

Dua orang yang berada dalam codependent relationship cenderung memiliki masalah dalam mengenali, menghormati, dan menegaskan batasan dalam hubungan. Memiliki batasan membuat Anda menghormati hak orang lain atas perasaan dan keinginannya sendiri.

Jika Anda dalam sedang dalam hubungan kodependen, maka hubungan Anda cenderung memiliki masalah di mana satu orang tidak mengenali batasan dan orang lain tidak memaksakan batasan. Hal ini sama saja dengan sifat satu pihak adalah suka mengendalikan dan manipulatif dan pihak lain patuh dan tidak bisa mengendalikan keinginannya sendiri.

3. Bereaksi Karena Situasi, Bukan Atas Kemauan Sendiri

Ketika Anda selalu ingin menyenangkan orang lain dan Anda merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan semua orang, Anda akan cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi (self gaslighting) daripada bertindak atas kemauan diri sendiri (self empowerment).

Anda mungkin akan bersikap defensif atau mudah meremehkan diri sendiri (self deprecation). Hal ini membuat Anda tidak dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan Anda sendiri sehingga Anda sulit untuk bersikap proaktif.

4. Memiliki Komunikasi yang Buruk

Mindset codependent membuat Anda dan orang lain sulit untuk berkomunikasi secara efektif. Anda sebagai pihak yang ketergantungan dengan orang lain seringkali tidak menyadari keinginan dan kebutuhan diri sendiri. Dan ketika Anda menyadarinya, Anda mungkin enggan mengekspresikannya.

Anda merasa bahwa merawat orang lain adalah hal yang paling penting dan Anda takut mengecewakan orang lain. Anda juga mungkin memiliki kebiasaan berkomunikasi yang tidak jujur karena lebih tertarik untuk mempertahankan kontrol daripada berkomunikasi apa adanya.

5. Stres

Pada akhirnya, keempat faktor-faktor sebelumnya dapat memberikan banyak tekanan dalam suatu hubungan. Ketika Anda dan orang lain tidak bisa saling berkomunikasi atau menghormati batasan, Anda berisiko mengalami gangguan kesehatan mental.

Anda sering merasa stres karena melakukan segalanya dengan benar, sementara orang lain sering merasa tidak aman karena Anda meninggalkannya. Anda dan orang lain takut sendirian, tetapi ketika bersama kalian tidak terlalu bahagia.

Memang, hubungan Anda dan orang lain tidak banyak mengalami pertengkaran karena salah satu diantara kalian berkomitmen untuk membuat pihak lain bahagia. Tetapi, baik Anda dan orang lain cenderung merasa stres.

Cara Menghindari dan Mengatasi Codependent Relationship

Cara Menghindari dan Mengatasi Codependent Relationship

Apabila Anda membiarkan diri Anda terjebak dalam codependent relationship, maka akan berdampak pada aspek-aspek hidup Anda, mulai dari:

  • Mengalami gangguan kecemasan, krisis identitas, dan kerap menyalahkan diri sendiri
  • Sering “makan hati” sehingga Anda cepat merasa lelah
  • Stres hingga depresi jika hidup sendiri
  • Parahnya Anda memiliki kecenderungan untuk melukai diri sendiri (self destructive) jika Anda tidak berusaha dengan baik

 

Oleh karena itu, Anda dan pasangan Anda perlu melakukan beberapa cara mengatasi jenis hubungan tidak sehat ini, seperti:

1. Belajar Memahami Keinginan dan Kebutuhan Pribadi

Karena tanda-tanda seseorang dengan sikap kodependen adalah tidak pedulinya dengan diri sendiri, maka Anda harus mulai memahami diri (self awareness) dengan belajar siapa Anda sebenarnya. Apa yang Anda butuhkan dan apa yang Anda inginkan untuk saat ini dan masa depan.

Ini bukanlah proses yang cepat karena mungkin Anda butuh waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. It’s okay, it’s totally fine, yang terpenting adalah Anda memikirkannya.

2. Kontrol Tindakan Anda

Tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda hanya bisa mengendalikan diri sendiri (self control) dan juga bisa berhasil mencapai apa yang Anda inginkan (self efficacy). Anda hanya memiliki tanggung jawab untuk mengelola perilaku dan reaksi Anda sendiri, bukan perilaku pasangan Anda atau orang lain.

Tingkatkan kontrol diri dengan mengelola stres, memprioritaskan suatu hal secara bijak, dan berusahalah untuk memaafkan diri sendiri. Sehingga kembali lagi ke poin pertama, yaitu Anda memahami keinginan dan kebutuhan diri sendiri.

3. Berlatih Menghargai Diri Sendiri

Dengan memahami apa yang Anda butuhkan dan inginkan, Anda jadi bisa menghargai diri sendiri dan mampu memberikan penghargaan pada diri sendiri (self reward). Hal ini juga efektif meningkatkan kepercayaan diri, kebahagiaan, dan harga diri Anda. Belajar menghargai diri sendiri membutuhkan waktu karena Anda perlu melakukan beberapa aktivitas seperti:

  • Habiskan waktu bersama orang-orang yang memperlakukan Anda dengan baik
  • Lakukan hal-hal yang Anda sukai, misalnya melakukan hobi, melatih tubuh dengan melakukan jenis-jenis olahraga, dan keminatan yang ingin Anda tekuni
  • Biasakan positive self talk, misalnya alih-alih mengatakan “Saya tidak baik”, katakan pada diri sendiri bahwa “Saya telah mencoba semampu saya”
  • Jaga kesehatan Anda. Selain untuk sisi kesehatan tubuh, melakukan serangkaian perawatan diri (self care) juga dapat membantu meningkatkan kedamaian emosional Anda. Pastikan Anda makan makanan sehat secara teratur dan cukupi kebutuhan tidur setiap malam.

 

Hubungan yang sehat adalah ketika dua orang atau lebih saling mengasihi dan memberikan kebahagiaan. Tapi berbeda halnya dengan codependent relationship yang membuat hanya salah satu pihak yang berusaha mempertahankan hubungan dan tidak peduli dengan perasaannya sendiri.

Pada akhirnya, Anda dan pasangan Anda yang sedang dalam codependent relationship harus belajar untuk mengakui pola perilaku tertentu, seperti mengharapkan diri untuk memusatkan kehidupan mereka di sekitar mereka. Langkah-langkah ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Tetapi sepadan dengan usaha untuk membantu Anda dan pasangan menemukan bagaimana berada dalam hubungan dua sisi yang seimbang dan sehat.

Baca Juga:

Avatar

Dania Lazuardi

Sleep Buddy adalah sebuah brand yang ingin menghadirkan kebahagiaan & kehangatan di setiap rumah dengan cara yang berarti .