Sleep Buddy

Sleep Buddy Logo Fa
0

Your Cart

Currently Empty: Rp0.00

Continue shopping

0

Your Cart

Currently Empty: Rp0.00

Continue shopping

Exploding Head Syndrome Adalah
Jan 31
0 Comments

Jenis gangguan tidur memang beragam. Mulai dari insomnia, hipersomnia, sleep paralysis, sleep walking, hypnic jerk, hingga sleep bruxomania atau bruksisme. Namun, di antara berbagai jenis gangguan tidur, salah satu yang cukup penting Anda waspadai adalah exploding head syndrome atau sindrom kepala meledak.

Sesuai dengan namanya, gangguan tidur ini membuat penderitanya seolah mendengarkan suara dentuman yang sangat keras seperti ledakan saat sedang tertidur. Padahal, sebenarnya suara tersebut tidak ada sama sekali. Kondisi ini cukup langka terjadi, namun perlu Anda waspadai karena ada berbagai macam faktor risiko yang bisa menjadi pemicunya.

Kondisi ini akan sangat mengganggu kualitas tidur bahkan kualitas hidup penderitanya. Sebab, munculnya suara keras saat tidur tentunya akan membuat penderitanya mengalami kesulitan tidur tiap malam. Akibatnya, kebutuhan tidur harian pun tidak akan terpenuhi dan ada berbagai dampak buruk kurang tidur yang mengintai.

Bukan hanya itu saja, kondisi ini juga bisa memicu terganggunya kondisi psikologis penderitanya, menimbulkan gangguan kecemasan, gangguan mental, bahkan rasa takut atau fobia tidur. Lantas, bagaimana cara mengatasi kondisi ini?

Apa Itu Exploding Head Syndrome?

Sindrom kepala meledak atau Exploding Head Syndrome (EHS) adalah gangguan tidur yang menyebabkan seseorang mendengar suara ledakan keras seperti bom meledak, gunung meletus, tabrakan keras, suara tembakan, teriakan kencang, jeritan, atau bunyi petir menyambar di dalam kepala.

Suara keras tersebut biasanya muncul ketika penderita EHS sedang terlelap tidur, atau memasuki fase tidur dalam. Akibatnya, penderitanya akan bangun dengan kaget karena mencari asal suara.

Kondisi ini kerap kali dikaitkan dengan halusinasi hipnagogik. Sebab, meski hanya halusinasi, suara yang muncul terdengar sangat nyata. Pada kebanyakan kasus, EHS menyebabkan seseorang sulit untuk tidur kembali karena munculnya rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan.

EHS sendiri termasuk dalam gangguan tidur parasomnia, yakni suatu kondisi di mana seseorang akan melakukan tindakan atau perilaku abnormal saat terlelap. Misalnya tidur sambil berjalan (sleep walking), sleep paralysis, night terror, REM behavior disorder, hingga exploding head syndrome..

Baca Juga :

 

Gajala Exploding Head Syndrome

Perlu Anda ketahui bahwa gangguan tidur EHS ini bukan termasuk dalam jenis sakit kepala apapun. Sebab, meskipun namanya adalah sindrom kepala meledak, namun kondisi ini sama sekali tidak menyebabkan rasa sakit atau nyeri di kepala. Biasanya, gangguan tidur ini muncul dengan disertai oleh gejala-gejala seperti berikut:

  • Melihat kilatan cahaya sebelum mendengar suara keras
  • Denyut jantung jadi lebih cepat
  • Rasa takut dan tertekan
  • Menimbulkan kebingungan dan rasa cemas berlebihan

 
Meski suara keras tersebut hanya berlangsung beberapa detik saja, tetapi sensasinya kerap membuat penderitanya mengalami ketakutan untuk tidur kembali. Selain itu, kendati sindrom ini pun tergolong tidak berbahaya maupun menyakitkan secara fisik, namun kecemasan dan ketakutan untuk tidur kembali akan menurunkan kualitas tidur penderitanya.

Akibatnya, penderitanya akan mengalami penurunan produktivitas pada siang hari, mengalami pola tidur yang berantakan, tidur siang berlebihan, tidak mendapatkan waktu tidur yang ideal, atau bahkan lebih berisiko terkena penyakit berbahaya akibat kurang tidur.

Penyebab Exploding Head Syndrome

penyebab exploding head syndrome

Hingga saat ini, masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan munculnya sindrom kepala meledak atau EHS. Namun, banyak ahli yang percaya bahwa gangguan tidur ini memiliki kaitan erat dengan adanya kesalahan pada batang otak reticular formation.

Bagian otak tersebut berfungsi untuk mengatur transisi antara kondisi bangun dan tidur, hingga refleks motorik dan kontrol pada otot. Sehingga, para ahli meyakini bahwa kondisi ini terjadi karena adanya miskomunikasi antara neuron dan pembentukan reticular.

Sebab, otak akan mengatur neuron visual, pendengaran, dan sistem gerak saat tidur guna mencegah reaksi fisik saat seseorang mengalami mimpi. EHS dan gangguan tidur lain seperti sleep paralysis dipercaya terjadi dalam proses tersebut.

Selain itu, beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan terjadinya kondisi EHS antara lain:

  • Mengalami stres berlebihan, depresi, dan memiliki gangguan kecemasan
  • Adanya pergeseran telinga bagian tengah
  • Terjadinya kejang kecil pada otak bagian tertentu
  • Memiliki riwayat gangguan tidur lainnya, seperti obstructive sleep apnea atau restless leg syndrome (RLS)
  • Menggunakan obat-obatan tertentu seperti benzodiazepin atau serotonin inhibitor selektif
  • Konsumsi alkohol secara berlebihan
  • Masalah genetik akibat mutasi kromosom
  • Terjadinya keterlambatan aktivitas saraf di batang otak saat mulai tertidur

 
Sementara itu, EHS dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini lebih sering terjadi pada orang berusia lebih dari 50 tahun, serta dewasa muda yang masih menempuh bangku kuliahan. Sementara anak-anak berusia di bawah 10 tahun sangat jarang mengalaminya. Kondisi ini juga lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki.

Baca Juga :

 

Cara Mengatasi Exploding Head Syndrome

EHS sendiri kerap disalahartikan sebagai penyakit lain berdasarkan gejalanya. Antara lain thunderclap headaches atau sakit kepala mendadak, epilepsi nokturnal, hingga gejala PTSD (post traumatic stress disorder). Sehingga, diperlukan adanya evaluasi menyeluruh tentang riwayat kesehatan.

Namun, secara umum cara mengatasi EHS hampir sama dengan gangguan tidur lainnya. Yaitu dengan meningkatkan kualitas tidur dan memenuhi jam tidur ideal setiap harinya.

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi EHS antara lain:

  1. Mengelola dan menghilangkan stres. Anda berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk memanajemen stres. Misalnya dengan meletakkan benda untuk relaksasi seperti aromaterapi, melakukan perawatan spa, serta curhat kepada orang lain.
  2. Hindarilah alkohol dan kafein, lalu usahakan untuk mengonsumsi makanan dan minuman sehat. Anda bisa mengonsumsi makanan diet sehat, minuman diet, atau bahkan obat tidur alami seperti teh herbal dan susu hangat yang membantu untuk cepat tidur.
  3. Mengatur jam tidur secara teratur. Misalnya bangun lebih pagi dan tidur tepat waktu. Hal ini bertujuan agar tubuh Anda mengenali jam biologis.
  4. Latihan pernapasan, meditasi, atau melakukan yoga. Kegiatan-kegiatan ini dipercaya dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks dan membuat tidur menjadi lebih berkualitas.
  5. Menghindari benda-benda penyebab sulit tidur seperti gadget, televisi, atau benda elektronik lainnya.
  6. Menerapkan pola tidur sehat sleep hygiene atau metode tidur siang maksimal seperti power nap, yang membantu Anda tidur singkat tapi berkualitas.
  7. Menciptakan suasana kamar yang nyaman. Misalnya dengan mengatur suhu ruangan ideal, mendengarkan musik, memasang lampu tidur, atau meletakkan tanaman hias yang mampu menyaring udara di dalam kamar.
  8. Mandir air hangat sebelum tidur. Kegiatan ini terbukti dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks dan lebih mudah terlelap.
  9. Menggunakan perlengkapan tidur yang berkualitas. Misalnya memilih jenis kasur, jenis bantal, hingga sprei dan bedcover terbaik agar tidur semakin nyaman.

 
Demikian adalah ulasan mengenai apa iitu Exploding Head Syndrome, gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya. Perlu Anda ingat bahwa gangguan tidur ini merupakan kondisi yang dapat menurunkan kualitas hidup Anda apabila tidak segera mendapatkan penanganan serius.

Baca Juga :

Avatar

Nissa Sleepbuddy

Sleep Buddy Merk Lokal, Kualitas Internasional sejak 2009, Rasakan pengalaman tidur yang berbeda dari sprei lembut dan tahan lama.