Sleep Buddy

Sleep Buddy Logo Fa
0

Your Cart

Currently Empty: Rp0.00

Continue shopping

0

Your Cart

Currently Empty: Rp0.00

Continue shopping

Kebiasaan Yang Mengganggu Kesehatan Mental
Feb 09

Gangguan kesehatan mental menjadi hal yang sangat penting untuk Anda perhatikan sejak dini. Sebab jika Anda menyepelekannya, terganggunya kondisi psikologis akan menurunkan kualitas hidup Anda. Baik dalam berinteraksi dengan lingkungan maupun kesehatan fisik secara keseluruhan. Sayangnya tanpa disadari, terkadang kita melakukan kebiasaan yang mengganggu kesehatan mental.

Tanpa sadar, kebiasaan tersebut dapat memengaruhi suasana hati, membuat sulit mengembalikan mood, menghambat produktivitas dalam bekerja dan belajar, menyebabkan ledakan emosi (tantrum), menimbulkan keinginan untuk merusak diri sendiri (self destructive), hingga memicu renggangnya hubungan dengan pergaulan sekitar.

Jika Anda tidak segera menanganinya, maka kebiasaan-kebiasaan ini akan menghambat aktivitas sehari-hari. Lantas, apa saja kebiasaan yang mengganggu kesehatan mental?

1. Merasa Rendah Diri Merupakan Kebiasaan Buruk yang Harus Anda Hindari

Rendah diri menjadi kebiasaan yang mengganggu kesehatan mental Anda. Sebab, cara Anda menilai diri sendiri merupakan elemen penting untuk mendukung atau malah memperburuk kondisi mental diri Anda.

Rendah diri biasanya terjadi karena kurangnya self esteem dan self worth. Dalam artian, orang yang rendah diri akan selalu menilai dirinya serba kurang, tidak memandang citra tubuhnya sendiri dengan positif (body positivity), kurang mencintai diri sendiri (self love), merasa insecure, sering meremehkan diri sendiri (self deprecation), dan selalu membandingkan diri dengan orang lain yang dianggap lebih baik daripada dirinya.

Orang yang merasa rendah diri akan cenderung sering menyalahkan diri sendiri akan kekurangannya. Alhasil, rendah diri juga bisa memicu munculnya sikap self gaslighting, yaitu kecenderungan untuk tidak memvalidasi perasaan sendiri. Dalam jangka dekat, orang yang rendah diri akan lebih rentan mengalami tekanan pikiran yang memicu stres berlebih dan gangguan kecemasan.

Apabila Anda termasuk dalam orang yang merasa rendah diri dan terbiasa membandingkan diri dengan orang lain, maka mulailah untuk fokus pada kelebihan yang Anda miliki. Maksimalkan potensi Anda dan buktikan pada diri sendiri bahwa Anda mampu menjadi pribadi yang lebih baik.

Berhentilah membandingkan diri dengan orang dan jangan mempedulikan komentar orang lain tentang diri Anda. Ingatlah bahwa semua orang terlahir dengan keunikan dan kelebihan masing-masing, sehingga Anda tidak bisa menyamakannya.

Baca Juga :

 

2. Sering Merasa Pesimis Menyebabkan Gangguan Kecemasan

kebiasaan merasa pesimis bisa mengganggu kesehatan mental

Pesimis adalah kondisi di mana Anda tidak menaruh harapan atau ekspektasi baik akan suatu hal. Biasanya, orang yang pesimis akan cenderung mudah putus asa dan selalu berpikiran negatif. Sehingga dalam jangka panjang, kebiasaan ini juga dapat memengaruhi kesehatan mental.

Sebab kehilangan harapan akan membuat Anda tidak memiliki motivasi dalam menjalani hidup. Akibatnya, Anda pun lebih rentan mengalami gangguan stres dan depresi.

Oleh sebab itu, mulailah untuk belajar memanajemen pikiran. Ubahlah pikiran negatif Anda menjadi pikiran-pikiran positif guna meredakan dan menghilangkan stres. Kemudian kenali juga kelemahan dan kelebihan Anda. Sehingga Anda tidak akan hanya fokus pada kelemahan Anda saat menghadapi situasi yang buruk.

3. Sikap Perfeksionis Juga Bisa Mengganggu Kesehatan Mental

Orang yang perfeksionis cenderung menginginkan segala sesuatu berjalan dengan sempurna sesuai rencananya. Bukan cuma itu, sikap perfeksionis biasanya juga tidak mentolerir adanya kecacatan dalam berbagai aspek dan ingin semua hal berjalan tanpa cela.

Sayangnya, standar kesempurnaan ini kadang membuat orang yang perfeksionis tidak bisa menikmati hidupnya dengan lebih bersantai. Akibatnya, ia akan terpacu untuk terus bekerja keras guna mencapai kesempurnaan dalam segala hal.

Apabila ia mengalami kegagalan, maka orang yang perfeksionis akan cenderung merasakan perasaan kecewa dan sedih yang begitu mendalam. Jika tidak memiliki pengendalian atau kontrol diri (self control) dengan baik, maka orang perfeksionis akan sangat rentan mengalami anxiety disorder atau gangguan kecemasan.

Tak hanya itu saja. Sikap perfeksionis juga menjadi salah satu penyebab munculnya imposter syndrome. Yaitu suatu sindrom di mana penderitanya meragukan jati diri sendiri, di mana ia selalu merasa bahwa kelemahan dan kekurangannya bisa terbongkar kapan pun. Sehingga ia harus selalu tampil sempurna dalam berbagai aspek.

Untuk mencegah risiko ini, maka cobalah untuk menerima diri sendiri apa adanya. Tetapkan tujuan yang realistis sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang Anda miliki, serta cobalah untuk menerima kegagalan dengan lapang dada. Jadikan kegagalan tersebut sebagai acuan untuk memperbaiki diri di kesempatan berikutnya.

Selain itu, cobalah untuk lebih bersantai dan menenangkan pikiran. Luangkan waktu Anda untuk relaksasi, karena sejatinya tubuh dan pikiran Anda membutuhkan istirahat setelah bekerja keras. Anda juga bisa memberikan self reward sebagai tanda apresiasi pada diri sendiri apabila mencapai kesuksesan. Misalnya dengan liburan atau travelling.

Baca Juga :

 

4. Adanya Pikiran Obsesif Membuat Anda Lebih Rentan Stres

Obsesi adalah pikiran negatif akan suatu kejadian yang biasanya muncul dengan tidak terkendali serta berulang. Misalnya, Anda terobsesi untuk selalu mengecek media sosial supaya tidak ketinggalan tren apapun. Kebiasaan ini akan menyebabkan Anda merasa gelisah apabila tidak mengecek media sosial atau memegang ponsel sebentar saja.

Padahal, tanpa sadar kebiasaan ini menyebabkan Anda kecanduan gadget dan rentan mengalami stres. Anda secara tak langsung seakan merasa ditekan untuk selalu mengecek berita terbaru supaya tidak ketinggalan update apapun.

Tekanan tersebut akan membuat tubuh Anda melepaskan hormon stres adrenalin dan kortisol. Akibatnya, hal ini dapat mengganggu kesehatan fisik dan emosional. Bahkan secara tak sadar, kebiasaan ini bisa juga membuat Anda menjadi pribadi yang tertutup, introvert, dan membatasi diri dari pergaulan.

5. Kebiasaan Memendam Emosi dan Amarah Bisa Memicu Depresi

kebiasaan memendam emosi mengganggu kesehatan mental

Mungkin tanpa sadar, Anda merupakan seseorang yang memiliki kepribadian tertutup. Dalam artian, Anda bukanlah orang yang gemar menunjukkan emosi di depan orang lain lantaran takut bila mereka merasa tak nyaman di sekitar Anda.

Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan memendam emosi dan amarah merupakan salah satu pemicu munculnya gangguan kesehatan mental?

Dalam sebuah penelitian, para ahli menemukan bahwa orang yang tidak bisa meluapkan emosi dan amarah akan lebih rentan mengalami depresi. Maka dari itu, belajarlah untuk lebih vokal atau terbuka tentang apa yang sedang Anda rasakan dan validasi perasaan yang Anda miliki.

Misalnya apabila Anda merasa kecewa, marah, sedih, atau perasaan lainnya. Ungkapkan dan ekspresikan perasaan tersebut dengan baik, jangan hanya memendamnya sendirian. Anda juga bisa bercerita atau curhat pada orang terdekat guna meluapkan perasaan Anda. Opsi lainnya adalah Anda bisa menuangkannya dalam buku harian.

Baca Juga :

 

6. Kurang Tidur Menjadi Penyebab Munculnya Berbagai Gangguan Mental

Kebiasaan selanjutnya adalah kurang tidur atau tidak memenuhi kebutuhan tidur harian sebagaimana mestinya. Sebab, sejatinya tidur merupakan cara tubuh untuk melakukan regenerasi. Sehingga, kurang tidur tak hanya akan menyebabkan kinerja sistem tubuh menjadi terganggu dan memicu munculnya penyakit berbahaya, namun juga dapat memengaruhi kesehatan mental.

Beberapa studi menunjukkan bahwa waktu tidur ideal yang tidak terpenuhi ternyata memiliki kaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan mental. Antara lain ADHD, bipolar disorder, hingga kecenderungan depresi.

Maka dari itu, mulailah untuk meningkatkan kualitas tidur Anda setiap harinya. Apabila Anda mengalami gangguan tidur seperti insomnia, parasomnia, sleep paralysis, night terror, atau bahkan sering mimpi buruk yang menyebabkan terganggunya waktu tidur, maka cobalah untuk mencari solusinya.

Ada berbagai hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gangguan tidur. Misalnya dengan menerapkan sleep hygiene, minum obat tidur alami seperti teh herbal dan susu hangat, melakukan meditasi dan olahraga ringan sebelum tidur, mengatur suhu ruangan, menggunakan lampu tidur untuk merangsang produksi hormon kantuk melatonin, hingga menggunakan perlengkapan tidur yang nyaman.

Sebab, perlengkapan tidur seperti bantal, selimut, sprei dan bedcover memegang peranan penting untuk menunjang kenyamanan Anda selama beristirahat. Upayakan untuk memilih perlengkapan tidur berkualitas dari bahan yang dingin dan adem agar Anda tidak merasa gerah saat menggunakannya selama 7-8 jam tiap malam.

Itulah 6 kebiasaan yang mengganggu kesehatan mental. Selain mendeteksi gangguan kesehatan mental sejak dini, langkah preventif seperti menghindari kebiasaan-kebiasaan yang memicu terganggunya kondisi mental pun juga perlu Anda lakukan. Tujuannya adalah agar kondisi mental Anda tetap sehat dan terjaga. Sebab sebagaimana kesehatan fisik, menjaga kesehatan mental juga menjadi hal penting yang wajib Anda lakukan.

Baca Juga :

Avatar

Nissa Sleepbuddy

Sleep Buddy Merk Lokal, Kualitas Internasional sejak 2009, Rasakan pengalaman tidur yang berbeda dari sprei lembut dan tahan lama.