Memiliki perasaan sedih, kecewa, marah, dan cemas merupakan emosi yang wajar. Akan tetapi, apabila emosi negatif tersebut terlalu sering muncul bahkan cenderung setiap saat, maka Anda harus waspada. Sebab, bisa jadi Anda memiliki kepribadian neurotik.
Segala hal yang terjadi dalam hidup memang tidak selalu membahagiakan. Terkadang, ada beberapa hal yang membuat kita merasakan emosi negatif seperti sedih, marah, dan kecewa akan suatu hal yang terjadi. Namun, ada kalanya emosi negatif tersebut akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu, bahkan berganti menjadi emosi positif.
Sayangnya, terkadang ada beberapa orang yang mengalami emosi negatif sepanjang waktu. Alih-alih hanya merasa sedih saat mengalami kegagalan, beberapa orang cenderung merasakan perasaan tersebut setiap saat tanpa alasan yang jelas.
Jika Anda mengalami hal serupa, maka berhati-hatilah. Sebab, kondisi ini bisa jadi merupakan gangguan kepribadian, yang membuat penderitanya memiliki kecenderungan terhadap emosi negatif dan tidak stabil. Bahkan apabila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi psikologis ini bisa menyebabkan imposter syndrome, yakni suatu gangguan kesehatan mental yang membuat penderitanya meragukan diri sendiri.
Apa Itu Kepribadian Neurotik?
Neurotisme atau kepribadian neurotik adalah kondisi di mana seseorang memiliki kecenderungan terhadap emosi negatif. Misalnya merasa cemas, marah, dan meragukan diri sendiri.
Neurotisme merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang tidak memiliki dasar penyakit organik sebagai penyebabnya, serta tidak mengalami gangguan realitas seperti halusinasi atau delusi. Biasanya, orang dengan kepribadian neurotik akan kesulitan untuk menenangkan diri, mengembalikan mood, mengendalikan emosi, menghilangkan stres, cenderung mengalami ledakan emosi (tantrum), memiliki perilaku antisosial, sering bad mood, kerap merasakan amarah, serta memiliki gangguan kecemasan.
Hal ini karena penderita neurotisme tidak memiliki kemampuan dalam merespons stres berlebih yang mereka alami. Misalnya, kerap menganggap suatu situasi sebagai ancaman, sering merasa tidak aman atau insecure, tidak memiliki motivasi untuk bangkit dan mencari jalan keluar, serta kecenderungan untuk melakukan self gaslighting, yakni tidak memvalidasi perasaan yang sedang dialami.
Neurotisme sendiri biasanya dapat berkurang setelah seseorang memasuki usia dewasa. Di mana beberapa peristiwa dalam hidup seperti menjalin hubungan percintaan atau menikah bisa menurunkan neurotisme.
Baca Juga :
- Penyebab dan Cara Menghentikan Bahayanya Self Destructive
- Cara Meningkatkan Self Control Untuk Hidup Lebih Terkendali
Tanda dan Gejala Kepribadian Neurotik
Berikut ini adalah sejumlah tanda-tanda dan gejala umum yang menjadi indikasi neurotisme atau kepribadian neurotik:
- Cenderung mudah tersinggung
- Memiliki pengendalian emosi yang buruk
- Merasa cemas dan khawatir berlebihan
- Sering merasa rendah diri dan cenderung melakukan self deprecation
- Selalu meragukan diri sendiri
- Mudah merasa kesal tanpa sebab dan sulit menanganinya
- Sering mengurung diri dan membatasi diri dari pergaulan
- Kerap murung, merasa sedih, hingga depresi
- Mudah iri atau cemburu dengan orang lain
- Selalu khawatir pada banyak hal
- Mudah tertekan
- Biasanya sering melihat masalah kecil sebagai suatu masalah yang besar
- Minimnya motivasi untuk bangkit setelah mengalami musibah
- Dalam beberapa kasus, neurotisme sering berkaitan dengan gangguan bipolar atau bipolar disorder. Sebab keduanya sama-sama mengalami suasana hati yang berubah secara drastis
Penyebab Munculnya Kepribadian Neurotik
Perlu Anda ketahui bahwa gangguan neurotisme tidak sama dengan gangguan kecemasan atau PTSD (post traumatic stress disorder). Sebab, biasanya orang dengan kepribadian neurotik masih bisa menjalani aktivitas dengan cukup normal, meskipun selalu diliputi perasaan negatif. Inilah yang menyebabkan penderita neurotisme tidak terbuka dalam mencari pertolongan, sebab mereka memiliki self awareness yang kurang.
Penyebab neurotisme sendiri belum bisa diketahui dengan pasti. Namun, beberapa hal seperti faktor genetik, tipe pola asuh saat kecil, hingga pengaruh lingkungan menjadi faktor risiko yang perlu Anda waspadai. Berikut adalah penjelasannya:
1. Faktor genetik
Pada umumnya, anak yang memiliki orangtua dengan gangguan kepribadian neurotik lebih memiliki peluang besar untuk mengalami hal serupa.
2. Tipe pola asuh masa kecil
Beberapa tipe pola asuh yang tidak tepat saat masa kanak-kanak juga turut memberikan pengaruh pada terbentuknya kepribadian neurotik. Misalnya pola asuh overprotektif, helicopter, atau tiger parenting yang membuat anak cenderung tumbuh sebagai sosok yang sulit mandiri dan selalu bergantung pada orang lain. Akibatnya, mereka akan merasakan emosi negatif saat keinginan mereka tidak terwujud.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan juga memberikan pengaruh pada terbentuknya neurotisme. Misalnya faktor seperti kondisi finansial, kegagalan dalam mencapai karir yang diimpikan, masalah keluarga, hubungan dengan teman atau sahabat, dan lain sebagainya.
Baca Juga :
- Cara Mengatasi Somatoform, Penyakit yang Hanya Muncul Karena Stres
- 5 Tipe Pola Asuh yang Tepat untuk Anak, Orangtua Harus Tahu
Pengaruh Kepribadian Neurotik pada Kehidupan Sehari-Hari
Sebenarnya, ada kalanya neurotisme bisa memberikan dampak yang positif. Misalnya, rasa bersalah dan menyesal akan membantu Anda untuk belajar dari kesalahan dan memperbaiki perilaku di masa depan.
Contohnya, apabila Anda gagal dalam sebuah interview. Maka Anda bisa menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran dan mengoreksi diri sendiri, sehingga Anda tidak mengulang kesalahan yang sama saat melakukan interview pada kesempatan lain.
Namun, apabila kepribadian neurotik sudah tidak terkendali, ada berbagai macam dampak negatif yang muncul. Misalnya, alih-alih belajar dari kesalahan, Anda justru sibuk meratapi nasib dan merasa menyesal. Akibatnya, Anda justru enggan untuk mencari kesempatan lainnya.
Bukan hanya itu saja. Neurotisme juga dapat memengaruhi cara Anda berinteraksi dengan orang lain. Sebab, orang dengan kecenderungan emosi negatif akan membuat orang-orang di sekitarnya merasa tidak nyaman. Misalnya karena sikap sering mengeluh, tidak percaya pada orang lain, dan kerap marah tanpa alasan yang jelas.
Dampak negatif lainnya adalah neurotisme juga bisa memengaruhi kondisi kesehatan penderitanya. Sebab, penelitian menemukan bahwa orang dengan kepribadian neurotik cenderung mudah mengalami stres, depresi, serta gangguan tidur yang menyebabkan kurang tidur. Akibatnya, ada berbagai risiko penyakit berbahaya yang mengintai seperti stroke, jantung, diabetes, gangguan kekebalan tubuh, masalah pencernaan, dan lebih rentan terkena penyakit.
Cara Mengatasi Kepribadian Neurotik
Beberapa hal yang bisa Anda terapkan untuk mengatasi kepribadian neurotik antara lain:
- Berusaha untuk fokus, alih-alih memikirkan kemungkinan buruk dari segala hal yang sedang Anda jalani
- Jangan terlalu khawatir akan hasil akhir kedepannya. Cobalah untuk berusaha semaksimal mungkin agar Anda bisa mendapatkan hasil terbaik
- Lakukan positive self talk, yakni suatu metode di mana Anda berdialog dengan diri sendiri menggunakan kalimat-kalimat positif
- Lebih mencintai diri sendiri dan menerima diri apa adanya (self love). Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap diri sendiri. Misalnya dengan menerapkan prinsip body positivity, melakukan self care, dan lain sebagainya
- Berhenti menyalahkan diri sendiri saat mengalami kegagalan
- Mengelola stres dengan baik. Misalnya dengan melakukan meditasi seperti yoga, atau meletakkan benda-benda untuk relaksasi di sekitar Anda agar pikiran menjadi lebih tenang. Contohnya lilin aromaterapi
Pada dasarnya, munculnya emosi negatif memang menjadi hal yang wajar. Namun, tentunya hal ini tidak bisa Anda biarkan secara berkelanjutan. Sebab akan memberikan pengaruh besar pada kondisi kesehatan mental.
Baca Juga :
- Mengenal Hipokondria, Gangguan Kecemasan Berlebihan terhadap Penyakit
- Kenali Gejala Psikosis dan Perbedaannya dengan Skizofrenia
Sleep Buddy Merk Lokal, Kualitas Internasional sejak 2009, Rasakan pengalaman tidur yang berbeda dari sprei lembut dan tahan lama.