Salah satu gangguan tidur yang kerap dialami oleh banyak orang adalah obstructive sleep apnea. Yaitu kondisi di mana pernapasan seseorang terhenti sementara selama beberapa kali saat tengah tertidur.
Umumnya, penderita akan berhenti bernapas sekitar 10 detik selama beberapa kali (terkadang hingga ratusan kali) saat tertidur. Jika diabaikan secara terus menerus, maka kondisi ini akan sangat berbahaya karena dapat membuat tubuh kekurangan oksigen.
Biasanya, gangguan ini muncul dengan tanda mendengkur saat tidur atau merasa mengantuk meskipun tidur terlalu lama. Lantas, bagaimana cara mengatasi obstructive sleep apnea?
Apa Itu Obstructive Sleep Apnea?
OSA (Obstructive Sleep Apnea) merupakan istilah yang tak asing lagi di dunia medis. Sebagaimana penjelasan sebelumnya, OSA merupakan gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur.
Kondisi ini terjadi karena adanya obstruksi jalan napas yang menyebabkan pernapasan terhenti. Akibat dari kondisi ini adalah penderita akan mengalami kekurangan oksigen, sehingga bisa berkali-kali terjaga dan terbangun saat tidur.
Jika terus dibiarkan berlarut-larut, maka kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas tidur dan memicu berbagai macam penyakit berbahaya akibat gangguan tidur karena kebutuhan tidur yang tidak tercukupi.
Penyebab Obstructive Sleep Apnea
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan OSA. Namun, secara teknis kondisi ini terjadi karena otot di belakang tenggorokan yang terlalu rileks dan menyebabkan menyempitnya jalan napas.
Hal ini menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah karena adanya pemblokiran jalan napas selama 10 sampai 20 detik. Kurangnya pasokan oksigen ini akan mengakibatkan otak menjadi panik sehingga memaksa tubuh untuk terbangun guna dapat bernapas kembali dengan normal.
Sementara itu, beberapa faktor lain yang menyebabkan kondisi ini di antaranya adalah :
- Jenis kelamin. Biasanya, OSA lebih sering terjadi pada laki-laki
- Posisi tidur yang salah
- Usia. Risiko mengalami OSA akan semakin tinggi seiring dengan pertambahan umur
- Obesitas
- Konsumsi alkohol dan rokok
Baca Juga :
- Ketahui Gangguan Tidur Hipersomnia dan Perbedaannya dengan Insomnia
- 7 Penyebab Mengigau Saat Tidur Waspadai Bisa Jadi Tanda Gangguan Psikologi
Gejala Obstructive Sleep Apnea
Umumnya, para penderita tidak menyadari gejala OSA. Malah, pada banyak kasus, gejala ini justru disadari oleh orang yang tidur bersama dengan penderita.
Berikut ini adalah beberapa gejala umum OSA:
- Mendengkur dengan keras
- Tersengal-sengal saat sedang tidur
- Batuk-batuk di malam hari karena merasa tercekik saat tidur
- Mengalami sulit tidur (insomnia)
- Berhenti bernapas selama 10-20 detik
- Selain gejala-gejala tersebut, beberapa penderita sleep apnea juga mengeluhkan hal-hal berikut ini saat terbangun dari tidur:
- Sulit untuk fokus dan berkonsentrasi
- Sering mengantuk pada siang hari
- Bangun dengan rasa sakit kepala yang mendera
- Tebangun tiba-tiba dengan mulut yang terasa kering
- Mengalami perubahaan mood dan mudah emosi
Bahaya Obstructive Sleep Apnea
Apabila tidak ditangani dengan segera, maka OSA dapat membuat penderita mengalami komplikasi seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, penyakit jantung, gangguan fungsi hati, hingga gangguan mental seperti depresi.
Pengobatan Obstructive Sleep Apnea
Pengobatan OSA sendiri terdiri dari dua terapi, yakni bedah dan non bedah. Biasanya, terapi bedah dipilih apabila terapi non bedah tidak memberikan hasil yang maksimal.
Misalnya melalui operasi rahang, implan, pengangkatan jaringan, penanaman generator impuls, hingga pengangkatan jaringan. Sedangkan melalui non bedah biasanya dilakukan dengan menurunkan gejala mendengkur.
Contohnya adalah dengan menggunakan CPAP (Continuous Positive Pressure), atau terapi Bi-level PAP (Positive Airway Pressure). Namun, CPAP memiliki efek samping seperti sakit kepala, rhinitis alergi, iritasi, hingga memicu claustrophobia.
Sedangkan Bi-level PAP dapat membantu mengalirkan tekanan saat menaik atau mengembuskan napas, tetapi tidak dianjurkan sebagai terapi awal OSA.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengobati OSA adalah dengan mengubah gaya hidup sehat. Antara lain:
1. Menjaga berat badan ideal
Hal ini dapat mencegah penebalan jaringan tenggorokan dan penyempitan saluran tenggorokan. Maka, cobalah untuk menjaga berat badan Anda agar tetap ideal. Anda bia rutin berolahraga, mengonsumsi makanan diet sehat, atau minum minuman diet sebelum tidur.
Baca Juga :
- Tidur Ternyata Bisa Bantu Diet, Bagaimana Caranya?
- Apa Itu Sleep Paralysis dan Bagaimana Cara Mengatasinya
2. Menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Iritasi akibat asap rokok dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan dan peradangan tenggorokan. Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol juga membuat otot lidah dan tenggorokan menjadi lemah, sehingga memicu OSA.
3. Mengubah posisi tidur yang baik sesuai dengan kondisi kesehatan
Carilah posisi tidur yang baik untuk kesehatan Anda. Biasanya, penderita OSA disarankan untuk tidur dengan posisi tubuh miring ke kanan atau ke kiri. Hal ini karena posisi tidur telentang dapat menyebabkan pangkal lidah menjadi lebih condong ke belakang tenggorokan.
4. Mandi air hangat
Cobalah untuk mandi air hangat sebelum tidur. Hal ini dapat membuka saluran pernapasan sehingga mengurangi efek OSA. Selain mandi air hangat, Anda juga bisa mencoba menghirup uap hangat selama beberapa menit sebelum tidur.
5. Menjaga kebersihan tempat tidur dan kamar
Kebersihan tempat tidur juga menjadi salah satu hal yang harus Anda perhatikan untuk mengatasi OSA. Pasalnya, hidung dan tenggorokan bisa mengalami pembengkakan akibat alergi. Misalnya alergi debu atau asap rokok. Kondisi ini bisa memperparah OSA.
6. Mencukupi Waktu Tidur Ideal
Tidur menjadi kebutuhan penting untuk semua orang. Oleh sebab itu kebutuhan waktu tidur harus terpenuhi dengan maksimal.
Waktu tidur ideal bagi orang dewasa adalah sekitar 7–8 jam setiap malam. Jika kebutuhan waktu tidur ini tidak terpenuhi, maka akan ada berbagai macam penyakit akibat gangguan tidur. Bukan hanya OSA, melainkan juga diabetes, jantung, tekanan darah tinggi, dan masih banyak lagi.
Untuk itu, penting bagi Anda untuk mencukupi waktu tidur harian. Ada beberapa hal yang bisa Anda terapkan untuk mencukupi waktu tidur. Mulai dari mengonsumsi obat tidur alami seperti susu hangat dan teh chamomile, mencari posisi tidur yang nyaman, hingga menggunakan sprei dan bedcover terbaik untuk meningkatkan kualitas tidur Anda, seperti Sleep Buddy.
Anda bisa mendapatkan sprei dan bedcover dengan bahan berkualitas dan motif cantik di toko bedcover terdekat atau marketplace Sleep Buddy di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Blibli. Kunjungi juga akun Instagram kami untuk mendapatkan info terbaru seputar Sleep Buddy.
Baca Juga :
- Mengenal Sleep Hygiene, Pola Tidur Sehat yang Ampuh Atasi Sulit Tidur
- Rekomendasi Merk Sprei Kualitas Premium yang Bagus
Sleep Buddy Merk Lokal, Kualitas Internasional sejak 2009, Rasakan pengalaman tidur yang berbeda dari sprei lembut dan tahan lama.