Aman Atau Berbahaya Menerapkan Pola Tidur Polifasik
Jan 27
0 Comments

Dalam dunia kesehatan, pola tidur pada manusia terdiri dari beberapa jenis, pertama ada monofasik yang berarti Anda tidur satu kali per hari (misal tidur 8 jam setiap malam). Lalu pola tidur bifasik yang berarti memiliki satu periode tidur yang lama di malam hari dan tidur singkat di siang hari. Nah, ada satu pola tidur yang cukup unik, lho, namanya pola tidur polifasik.

Mungkin tanpa Anda sadari, Anda pernah melakukan pola tidur polifasik walaupun tidak tahu bagaimana penerapannya yang baik. Tapi, jenis pola tidur ini ternyata cocok bagi sebagian besar orang yang memiliki kesibukan padat dalam pekerjaan atau studinya. Sehingga mereka harus rela memangkas waktu tidurnya untuk tetap terjaga dan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan tidur ideal.

Jadi, seperti apa pola tidur polifasik ini? Apa saja manfaatnya dan adakah efek samping jika melakukannya? Ketahui selengkapnya pada artikel ini, ya.

Apa Itu Pola Tidur Polifasik?

Jadwal tidur polifasik adalah pembagian interval jam tidur ideal di mana Anda tidur 4-6 kali dalam kurun waktu 24 jam. Definisinya pun tercermin dalam kata polifasik yang mana poli artinya “banyak” dan fasik yang artinya “fase”.

Umumnya, seseorang yang menerapkan pola tidur ini akan tidur siang ​sekitar 20-30 menit secara teratur setiap hari dengan atau tanpa periode tidur inti yang “dikumpulkan” ke dalam waktu tidur di malam hari.

Bayi secara alami mengikuti pola tidur polifasik sampai mereka berusia sekitar tiga bulan. Orang dewasa yang bekerja dengan jam kerja yang tidak biasa atau pekerjaan yang membutuhkan kewaspadaan hampir konstan mungkin juga mengikuti pola tidur ini.

Beberapa mengklaim jadwal tidur polifasik lebih disukai daripada jadwal tidur monofasik dan memberikan lebih banyak manfaat kognitif. Walaupun belum ada penelitian yang dapat mendukung klaim ini.

Jenis Pola Tidur Polifasik

Jenis Polifasik

Pada dasarnya, siapa pun dapat bisa menerapkan pola tidur yang mana tertidur lebih dari dua kali sehari. Namun, ada tiga jadwal pola tidur polifasik populer yang telah berkembang selama bertahun-tahun.

Kendati demikian, penelitian tentang efektifitas jadwal tidur ini sangat terbatas. Selain dari laporan pribadi masyarakat, tampaknya tidak ada bukti bahwa polifasik lebih bermanfaat daripada jadwal tidur monofasik atau bifasik.

Tapi, tetap saja ada teori kepercayaan di tengah masyarakat modern terkait jadwal tidur ini. Adapun jenis pembagian jadwal polifasik terpopuler di beberapa sumber adalah sebagai berikut.

Baca Juga:

 

1. Dymaxion

Jadwal Dymaxion adalah salah satu pola tidur polifasik yang paling terkenal. Jadwal tidur ini juga yang paling drastis karena menerapkan waktu tidur siang sekitar 30 menit setiap enam jam. Bila ditotal, Anda hanya akan tidur 2 jam dalam sehari.

Jadwal tidur ini pertama kali muncul dalam artikel Time pada tahun 1943, di mana arsitek asal Amerika Serikat, Buckminster Fuller, mengklaim telah mengikuti jadwal tidur ini selama 2 tahun. Dan hasilnya Fuller dapat produktif bekerja dan beraktivitas normal selama 22 jam.

Namun, beberapa pakar kesehatan mengatakan bahwa kecuali jika Anda secara alami hanya membutuhkan beberapa jam tidur setiap malam, jadwal dymaxion cenderung mengarah pada kurangnya tidur parah sehingga memicu beberapa gangguan kesehatan.

2. Uberman

Dinamakan setelah Ubermensch Friedrich Nietzche, jadwal tidur yang ketat ini memungkinkan Anda untuk tidur selama 30 menit setiap empat jam. Itu berarti Anda hanya butuh waktu total untuk tertidur sekitar 3 jam per hari.

Para penganut jadwal Uberman sering mengklaim bahwa mereka merasa stamina dan energi tubuhnya meningkat dan mampu memasuki fase tidur REM (Rapid Eye Movement) lebih cepat daripada dengan pola tidur monofasik.

Hal ini dikarenakan jadwal tidur Uberman dapat mempertahankan konsentrasi adenosin (senyawa organik yang membantu mengatur pemulihan tidur) dalam darah daripada membiarkannya turun selama tidur lama di malam hari.

3. Everyman

Bagi Anda yang tidak dapat menahan kerasnya jadwal Dymaxion atau Uberman, Anda bisa coba pola tidur poliasik bernama Everyman ini. Versi ini memungkinkan Anda mendapatkan periode tidur ‘inti’ selama tiga jam (biasanya dari pukul 1:00 hingga 16:00) diikuti oleh 20 menit tidur siang selama tiga kali sepanjang hari.

Jadwal Everyman membuat Anda memiliki waktu tidur total 4 jam tidur per hari. Meskipun begitu, pola tidur ini mengklaim bahwa jam tidur inti di malam hari sangat penting untuk mempertahankan ritme sirkadian. Pola tidur ini juga lebih cocok diterapkan oleh orang-orang yang bekerja selama 8 jam setiap harinya.

Manfaat Pola Tidur Polifasik

Manfaat Pola Tidur Polifasik

Dari penjelasan di atas, apakah Anda tertarik untuk mencoba jadwal tidur ini? Tapi sebelum mencobanya, ketahui terlebih dahulu manfaat polifasik untuk kesehatan tubuh Anda.

1. Peningkatan Produktivitas

Jadwal tidur polifasik sering kali diklaim dapat meningkatkan produktivitas, kewaspadaan diri, dan kemampuan untuk mempelajari dan mempertahankan informasi. Namun begitu, bukti yang kredibel untuk mendukung klaim-klaim ini masih tidak banyak.

Tapi, para peneliti meyakini maksud dari klaim tersebut mungkin karena jadwal tidur polifasik membuat tubuh lebih produktif akibat hanya tidur selama 2-3 jam. Selain itu, tubuh Anda tidak kebergantungan dengan kebiasaan tidur siang berlebihan. Oleh karena itu, Anda memiliki waktu total 21 jam untuk menyelesaikan tugas dan beraktivitas seperti biasa.

Baca Juga:

 

2. Menyesuaikan Jadwal Kerja yang Tidak Teratur

Pola tidur polifasik bekerja lebih baik daripada monofasik untuk beberapa orang dengan jadwal kerja shift malam atau kerja sambilan. Perlu Anda ketahui bahwa kerja shift dapat membuat pola tidur jadi berantakan tubuh serta meningkatkan risiko kecelakaan dan kesulitan pengambilan keputusan.

Jika Anda berusaha untuk tetap terjaga selama kerja shift malam, Anda mungkin perlu mempertimbangkan jadwal tidur ini. Tapi di samping itu, gangguan pada siklus tidur-bangun alami Anda dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh Anda. Jadi, kami sarankan untuk tidur sebanyak yang Anda bisa dalam satu periode waktu, lalu menambahkan tidur siang pada hari-hari tertentu.

3. Peningkatan Lucid Dream

Hingga saat ini, manfaat potensial untuk memanfaatkan pola tidur polifasik terus dipelajari oleh para peneliti. Hingga satu studi menemukan bahwa sering bangun di malam hari memicu Lucid Dream.

Lucid dream adalah kemampuan tubuh untuk sadar bahwa ia sedang bermimpi. Misalnya, Anda bertemu dengan teman atau keluarga yang sebenarnya sudah meninggal. Tapi alam bawah sadar Anda menyadari betul bahwa orang tersebut sudah tiada dan Anda hanya bermimpi bertemu dengannya.

Walau demikian, polifasik dan lucid dream belum banyak dipelajari lebih lanjut oleh para peneliti profesional.

4. Meningkatkan Memori dan Kemampuan Memproses Informasi

Jadwal tidur polifasik ditandai dengan tidur singkat yang terbagi ke dalam periode waktu sepanjang hari dan malam. Peningkatan periode tidur yang lebih pendek dalam satu hari ini secara teoritis dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk tetap terjaga dan fokus.

Menurut salah satu hasil studi, manfaat tidur adalah dapat membantu mengatur dan menyimpan ingatan pada orang dewasa. Sebuah penelitian serupa menunjukkan bahwa tidur siang dalam waktu satu jam setelah mempelajari kata-kata baru membantu anak-anak kecil mempertahankan kata-kata baru hingga seminggu kemudian.

Namun, banyak ahli kesehatan mengatakan bahwa waktu tidur kurang dari 30 menit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan konsentrasi otak. Peningkatan memori dan kemampuan pemrosesan informasi seharusnya tidak Anda harapkan jika Anda mengikuti jadwal tidur Uberman atau Everyman karena periode tidur siang mereka tidak melebihi 30 menit.

Efek Samping Pola Tidur Polifasik

Efek Samping Polifasik

Tidur cukup sangat penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan untuk semua usia. Dengan tidak cukup tidur dapat mengganggu siklus tidur-bangun alami tubuh Anda dan memiliki efek samping negatif lainnya. Tapi, ada kalanya pola tidur polifasik tidak disarankan untuk beberapa orang karena sejumlah alasan berikut ini.

1. Mengurangi Waktu Reaksi

Tidur cukup setiap malam berdampak pada kemampuan Anda untuk merespons dengan cepat rangsangan selama berjam-jam. Misalnya menghindari kecelakaan di jalan dan menangkap benda yang jatuh di tempat kerja adalah sekian contoh bagaimana waktu reaksi tubuh dapat membuat Anda aman.

Namun, ketika waktu tidur berkurang, waktu reaksi tubuh Anda menurun sehingga menyebabkan masalah. Seperti berisiko sakit kepala, microsleep, mudah mengantuk (narkolepsi), REM sleep behavior disorder, linglung saat bangun tidur, dan gangguan tidur lainnya.

2. Gangguan Ritme Sirkadian Tubuh

Siklus tidur-bangun alami tubuh dipengaruhi oleh ritme sirkadian individu. Gangguan pada ritme sirkadian tidak hanya berdampak negatif pada kualitas tidur, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit.

Terlebih membatasi waktu tidur dapat menyebabkan waktu reaksi yang lebih lambat dan peningkatan rasa kantuk berlebihan (hipersomnia) sehingga memiliki hutang tidur yang banyak. Meskipun membagi tidur Anda mungkin terasa produktif untuk waktu yang singkat, efek samping dari mengganggu ritme sirkadian Anda mungkin lebih besar daripada manfaat yang Anda rasakan dalam jangka panjang.

3. Kurang Tidur

Menurut saran banyak pakar kesehatan, orang dewasa harus tidur selama 7-9 jam tiap malam. Tapi, tak satu pun dari jenis jadwal polifasik di atas mendekati minimum tujuh jam tidur per malam.

Kurangnya asupan tidur yang memadai setiap malam berdampak negatif pada kesehatan fisik. Kurang tidur ini bisa disebabkan oleh kewajiban untuk bekerja lembur atau begadang belajar selama beberapa malam berturut-turut. Hal ini dapat menyebabkan munculnya gangguan tidur seperti sleep paralysis, hypnic jerk, dan risiko mimpi buruk.

Tak hanya itu, kurangnya waktu tidur dapat secara signifikan berdampak pada kesehatan mental. Misalnya meningkatnya risiko stres, depresi, merasa jengkel saat bangun tidur, dan kelelahan mental di kalangan wanita muda.

Penutup

Pada dasarnya, tidak banyak penelitian memberikan bukti pasti bahwa pola tidur polifasik dapat memberikan keuntungan fisiologis atau psikologis daripada tidur monofasik.

Memang, jadwal tidur polifasik dapat memungkinkan Anda untuk menjadi lebih produktif karena Anda memiliki lebih banyak waktu untuk bangun. Namun, produktivitas lambat laun akan berkurang jika Anda kekurangan waktu tidur dan kelelahan. Alih-alih demikian, cobalah menerapkan power nap atau tidur singkat tapi berkualitas.

Jadi, semua keputusan kembali kepada Anda, ingin tetap mempertahankan tidur monofasik (hanya tidur 8 jam setiap malam) atau bifasik (penerapan 30 menit tidur siang dan tidur malam normal) atau polifasik. Yang terpenting adalah untuk selalu memperhatikan kebutuhan tidur.

Misalnya dengan memperhatikan suasana kamar dan pemilihan perlengkapan tidur seperti jenis kasur, jenis bahan sprei atau bedcover, jenis bantal dan guling, hingga penggunaan benda relaksasi agar tidur nyenyak. Selalu dukung kebutuhan tidur Anda dengan memilih sprei berkualitas atau bedcover yang adem agar tidur Anda lebih nyenyak dan terhindar dari masalah kesehatan karena gangguan tidur.

Baca Juga:

Dania Lazuardi

Sleep Buddy adalah sebuah brand yang ingin menghadirkan kebahagiaan & kehangatan di setiap rumah dengan cara yang berarti .