Seringkali, usia 20-an hingga awal 30-an dianggap sebagai usia terbaik dalam kehidupan manusia. Seseorang dalam kisaran usia tersebut umumnya berada dalam kondisi kesehatan yang baik dan semangat untuk mengeksplorasi peluang dan mengambil risiko dalam kehidupan profesional dan pribadi mereka. Namun, di balik itu semua, dewasa muda juga mengalami quarter life crisis atau periode ketidakpastian dan kecemasan di mana mereka mempertanyakan masa depan perihal tujuan, rencana, dan bahkan hubungan.
Quarter life crisis dapat menjadi fenomena nyata dan menantang bagi sebagian orang, khususnya muda-mudi milenial. Bila Anda mengalami krisis ini mungkin akan merasa seperti kehilangan sesuatu dan terkadang tujuan hidup. Maksudnya, Anda merasa tidak yakin di mana Anda berada dan bertanya-tanya apakah Anda akan ke arah hidup yang benar.
Melansir survei LinkedIn, 75% milenial berusia 25-33 tahun pernah mengalami krisis ini. Kendati terlihat seperti hal lumrah, tapi sebaiknya Anda tidak boleh menyepelekan kondisi yang dapat mempengaruhi aktivitas, kesehatan mental, dan fisik. Jika Anda ingin memahami seperti apa tanda atau gejala sekaligus tips menghadapi quarter life crisis, maka harus baca artikel ini sampai habis.
Apa Itu Quarter Life Crisis?
Quarter life crisis adalah periode hidup yang mana Anda merasakan ketidakpastian dan mempertanyakan hidup ketika Anda merasa bingung, cemas, ragu, dan gelisah selama pertengahan usia 20-an sampai 30-an awal. Rentang usia tersebut adalah periode waktu antara masa remaja dan dewasa di mana Anda dihadapkan untuk mengeksplorasi kemampuan dan lingkungan sekitar.
Quarter life crisis yang dalam bahasa Indonesia krisis seperempat kehidupan bisa terasa seperti krisis identitas dan krisis eksistensial dalam hal karier, pendidikan, percintaan, dan kehidupan sosial lainnya. Anda sering mencoba mencari tahu siapa diri Anda pada saat Anda bahkan tidak yakin seperti apa Anda sebenarnya. Anda akan mulai mempertanyakan diri karena Anda merasa tidak memiliki identitas diri dan mempertanyakan pilihan karir Anda.
Misalnya, Anda merasa bahwa Anda terjebak dalam pekerjaan yang merupakan zona nyaman Anda sementara teman-teman Anda mengembangkan karir dengan lebih sukses. Atau juga merasa bertanya-tanya mengapa Anda tidak bisa membuat hubungan romantis seperti orang lain.
Fase Quarter Life Crisis
Menurut jurnal review dari Harvard Business, Anda akan mengalami empat fase ketika berada dalam quarter life crisis. Berikut ini penjelasannya.
Baca Juga:
- Ketahui Apa Itu Self Worth dan 6 Cara Meningkatkannya
- Kenali 5 Tanda Self Gaslighting dan Cara Mengatasinya
1. Merasa Terjebak
Fase pertama yang akan Anda rasakan adalah Anda merasa terjebak dalam situasi dan suatu komitmen hidup, baik kehidupan pribadi atau profesional. Misalnya, Anda merasa tidak bisa keluar dari urusan pekerjaan, pendidikan atau hubungan sosial yang mengekang, alias lingkaran setan.
2. Merasa Bisa Berubah
Fase selanjutnya adalah Anda memiliki keyakinan diri (self efficacy) untuk bisa mengubah situasi yang ada menjadi lebih baik. Anda akan berusaha keras supaya bisa mengejar target ketika Anda menyadari posisi Anda saat ini rentan akan kegagalan. Bukan tak mungkin fase ini membuat Anda stres dan depresi, parahnya Anda bisa mengalami gangguan kesehatan mental.
3. Ingin Memulai Hidup Baru
Berkaitan dengan fase kedua, Anda memiliki keinginan untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik ketika berhasil mengubah situasi. Contohnya saat Anda berhasil lulus kuliah dengan memuaskan, maka Anda akan merasa senang, bangga, lega, dan puas. Tapi, setelah itu Anda mulai memikirkan rencana karier atau melanjutkan studi dengan segala kompetisinya.
4. Muncul Komitmen
Fase terakhir adalah ketika Anda memiliki motivasi diri untuk berkomitmen dalam urusan pekerjaan, pendidikan, atau hubungan yang sedang Anda jalani. Fase ini membuat Anda sangat bersemangat menghadapi tantangan baru, misalnya jadi lebih fokus kerja.
Tanda Mengalami Quarter Life Crisis
Walaupun hampir semua muda-mudi milenial akan mengalaminya, tapi tidak semua menyadari dengan pasti bahwa mereka mengalami quarter life crisis. Apakah Anda salah satunya?
Tapi, sebelum Anda mulai overthinking atau terlalu memikirkan hidup Anda hingga insecure dengan kondisi Anda saat ini, berikut ini beberapa tanda Anda mengalami krisis seperempat kehidupan.
1. Merasa “Jalan Di Tempat”
Fakta bahwa krisis seperempat kehidupan terjadi para seseorang yang berusia 20-30 tahun adalah seseorang yang berada dalam transisi antara “emerging adulthood” dan “early adulthood” yang melibatkan kemandirian dan komitmen. Jika Anda merasa seolah-olah telah berkomitmen untuk karier atau hubungan Anda, maka Anda akan merasa terjebak, kewalahan, dan mendambakan kebebasan. Hal ini bisa terjadi karena Anda tidak mengenali apa kemampuan Anda sebenarnya dan seperti apa sifat Anda selama ini.
2. Tidak Termotivasi Dengan Keadaan Apapun
Menunda keputusan besar, berusaha apa adanya dalam pekerjaan atau hubungan Anda, dan secara umum kehilangan semangat untuk hidup adalah tanda dari quarter life crisis. Ada keinginan paradoks untuk Anda percaya sebagai orang dewasa sementara pada saat yang sama Anda menginginkan momen-momen saat Anda tidak memiliki begitu banyak tanggung jawab.
3. Tidak Bahagia Dengan Pencapaian Diri
Walaupun Anda telah berhasil mendapatkan pekerjaan atau berhasil menempuh pendidikan, Anda tidak merasa senang dengan pencapaian-pencapaian yang ada. Poin ini ada kaitannya dengan poin kurang motivasi sebelumnya karena Anda hanya melakukan tugas atau aktivitas yang sudah Anda ketahui. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor hilangnya tujuan hidup dan sikap ambisius yang tidak seimbang dengan usaha. Fenomena ini akan semakin diperparah dengan kebiasaan toxic positivity dari orang lain atau diri Anda sendiri.
Baca juga:
- Tanda dan Gejala Bipolar Disorder yang Wajib Anda Waspadai
- Tantrum pada Orang Dewasa Bisa Jadi Indikasi Gangguan Mental, Begini Cara Mengatasinya
4. Bingung Dengan Kondisi Diri
Apabila Anda sering kesulitan menentukan keputusan karir atau pendidikan berdasarkan keinginan diri atau keluarga dan teman, bisa jadi Anda mengalami quarter life crisis. Dengan kata lain, Anda tidak memiliki self empowerment yang baik. Selain itu, Anda bingung harus melakukan apa ketika melihat pencapaian orang lain dan Anda juga khawatir tertinggal dalam ketidakpastian diri.
Penyebab Mengalami Quarter Life Crisis
Ketika seseorang memasuki masa pencapaian milestone seperti lulus jenjang pendidikan tertentu dan memilih karir, hal tersebut dapat memicu terjadinya quarter life crisis. Beberapa penyebab umum krisis seperempat kehidupan adalah:
- Mengalami tekanan finansial dan tekanan mental di tempat kerja
- Merantau atau hidup sendiri untuk pertama kalinya
- Membuat keputusan hidup yang signifikan berkaitan dengan pendidikan, hubungan asmara (pernikahan), atau kebutuhan sosial seperti membeli rumah dan investasi
- Memiliki masalah kondisi kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan
- Kebiasaan sepele yang mengganggu kesehatan mental, seperti bermain media sosial, menutup diri dari lingkungan sekitar (pemicu kepribadian introvert), dan sering mengeluh tanpa berusaha keluar dari masalah
- Tertekan atau iri dengan pencapaian orang lain sehingga meragukan kemampuan diri sendiri
Tips Menghadapi Quarter Life Crisis
Menghadapi quarter life crisis tidak harus membuat Anda diam di tempat. Anda harus belajar untuk menangani emosi Anda dan memperhatikan respons Anda terhadap penyebab-penyebab yang ada. Jika Anda tidak segera menanganinya, maka akan berdampak negatif ke banyak hal, seperti kesehatan tubuh dan mental, kehidupan sosial, dan semangat hidup secara keseluruhan.
Supaya Anda bisa hidup lebih produktif, tertata, dan positif, berikut ini empat tips yang bisa Anda terapkan dalam menghadapi quarter life crisis.
1. Identifikasi Pemicunya
Ketika Anda meluangkan waktu untuk mengidentifikasi apa yang membuat Anda mempertanyakan diri sendiri dan merasa tidak tenang, Anda akan mulai memahami bagaimana merasa lebih nyaman dalam hidup. Dengan kata lain, jika Anda mulai menyadari ketakutan Anda karena tidak mengetahui apa yang Anda inginkan dalam hidup, Anda bisa mulai merasa lebih nyaman. Jika Anda mulai memperhatikan sikap Anda dalam menghadapi keputusan dan pilihan untuk hidup Anda, maka Anda dapat mulai mengubahnya dan menggantinya dengan cara yang lebih positif.
2. Temukan Apa yang Membuat Anda Bahagia
Cara supaya Anda tahu apa yang benar-benar membuat Anda bahagia adalah dengan menganalisis, menyadari, dan mengingat hal atau aktivitas yang membuat Anda senang. Jika Anda berfokus pada apa yang Anda pikir harus Anda lakukan dan membandingkan diri dengan teman dan keluarga, maka Anda akan kehilangan apa yang sebenarnya Anda inginkan. Ikuti hasrat Anda dan gunakan itu sebagai motivasi untuk mencapai tujuan hidup Anda.
3. Buat Rencana
Saat Anda lebih rileks dan merasa tenang, Anda bisa meluangkan waktu untuk menyusun rencana. Buat tujuan kecil setiap minggu sehingga Anda lebih mudah untuk mencapai apa yang Anda inginkan dan membuat Anda menemukan kepercayaan diri untuk membuat keputusan yang tepat. Membuat rencana dapat membantu Anda merasa lebih sadar akan diri sendiri (self awareness) dan mengabaikan tekanan apa pun untuk melakukan apa yang membuat Anda bahagia.
4. Self Care Adalah Penting
Berfokus pada diri sendiri melalui perawatan diri (self care) akan membantu Anda meluangkan waktu untuk menyelaraskan pikiran dan perasaan Anda. Memiliki waktu untuk mengatur ulang pikiran akan membantu Anda mengurangi pikiran negatif dan merasa lebih percaya diri dalam pengambilan keputusan sehingga self esteem lebih baik.
Cara melakukan self care pun tergolong mudah, misalnya dengan rutin olahraga pagi atau olahraga sebelum tidur, yoga, dan relaksasi dengan bermeditasi dapat membantu Anda merasakan lebih banyak kedamaian dalam hidup. Misalnya Anda jadi bisa tidur nyenyak walau se-stres apapun Anda, meningkatkan suasana hati sehingga juga mempengaruhi peningkatan kualitas tidur.
Anda juga bisa mengatur pola hidup sehat dengan makan makanan sehat atau makanan favorit tertentu atau merawat diri dengan menggunakan skincare. Hal ini juga membuat Anda bisa sesekali memberi hadiah pada diri sendiri (self reward).
Membiasakan untuk menambahkan rutinitas di atas akan membantu Anda menjadi lebih konsisten. Akhirnya Anda jadi lebih siap menghadapi segala tantangan hidup dan melewati quarter life crisis dengan sukses.
Baca Juga:
- Pentingnya Work-Life Balance Untuk Kesehatan Tubuh dan Mental
- 5 Efek Kurang Tidur untuk Otak, Menurunkan Daya Ingat Hingga Picu Gangguan Mental
Sleep Buddy adalah sebuah brand yang ingin menghadirkan kebahagiaan & kehangatan di setiap rumah dengan cara yang berarti .