Sleep Paralysis Adalah 870x579
Oct 08
0 Comments

Pernahkan Anda mendengar istilah Sleep Paralysis? Biasanya, istilah ini disebut juga dengan kelumpuhan atau ketindihan. Yaitu saat kita tersadar setelah tidur, tapi badan terasa kaku, dada sesak, dan tidak bisa membuka mata.

Sebenarnya, fenomena ini dapat dijelaskan secara medis. Tapi karena kurangnya informasi, banyak yang menganggap bahwa fenomena ini sebagai hal mistis alias karena “ketindihan” makhluk halus.

Lantas, kenapa fenomena ini terjadi? Lalu apa yang harus kita lakukan saat mengalaminya?

Di artikel berikut ini, kita akan mengupas fakta tentang sleep paralysis, penyebab, sekaligus cara mengatasinya. Yuk simak penjelasannya!

Apa Itu Sleep Paralysis?

Sleep paralysis adalah fenomena ketika seseorang tidak dapat berbicara dan bergerak saat hendak bangun tidur. Kondisi ini sering kali membuat penderitanya panik dan takut karena dalam kondisi sadar, tubuh seakan-akan lumpuh dan biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Sleep paralysis atau lebih dikenal masyarakat dengan istilah ketindihan, kerap dikaitkan dengan kehadiran roh halus atau hal-hal mistis. Padahal, kondisi ini sebenarnya dapat dijelaskan secara medis dan dapat diatasi dengan beberapa cara sederhana atau penanganan langsung oleh dokter.

Gejala Sleep Paralysis

Gejala utama dari sleep paralysis adalah tidak bisa bergerak maupun berbicara walaupun Anda sudah terbangun atau tersadar dari tidur. Namun, selain itu, fenomena tidur ini juga memiliki gejala-gejala sebagai berikut:

  • Sulit bernapas karena dada terasa sesak
  • Masih dapat menggerakkan bola mata
  • Berhalusinasi seolah-olah seperti ada seseorang atau sesuatu di dekatnya.
  • Merasa ketakutan

Menurut penelitian, keadaan ini bisa terjadi selama beberapa menit hingga dua puluh menit. Setelah itu, Anda akan bisa kembali bergerak dan berbicara seperti biasa.

Penyebab Sleep Paralysis

Penyebab Sleep Paralysis
Penyebab Sleep Paralysis

Sleep paralysis biasanya disertai halusinasi yang bisa terjadi saat tidur (hypnagogic hallucinations) atau ketika bangun tidur (hypnopompic hallucinations). Kondisi ini bisa terjadi pada siapa pun, baik orang dewasa maupun anak-anak.

Bentuk halusinasi yang dialami bisa beragam. Mulai dari merasakan kehadiran seseorang, merasa tercekik, hingga tubuh terasa melayang. Inilah yang menyebabkan banyak orang mengaitkan kondisi ini dengan kehadiran roh halus.

Penyebab utama kondisi ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kondisi yang diyakini dapat meningkatkan risiko seseorang lebih sering mengalami sleep paralysis, yaitu :

  • Insomnia
  • Narkolepsi
  • Gangguan kecemasan
  • Bipolar
  • Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
  • Serangan panik
  • Jadwal tidur terganggu, seperti pekerja shift atau jetlag

Baca Juga :

 

Proses Sleep Paralysis

Saat tidur, tubuh akan masuk ke fase pergantian antara tidur NREM (non-rapid eye movement) dan tidur REM (rapid eye movement). Selama fase tidur NREM, tubuh akan sangat rileks karena berada dalam proses pemulihan diri.

Setelah fase tidur NREM berakhir, proses tidur akan beralih ke fase tidur REM. Di fase tidur REM inilah mimpi terjadi. Nah, Anda akan mengalami sleep paralysis jika Anda sadar sebelum fase tidur REM selesai.

Akibatnya, otak belum siap untuk mengirimkan sinyal bangun sehingga tubuh masih dalam keadaan setengah tidur dan setengah sadar. Itulah mengapa Anda akan merasakan tubuh kaku, sulit bernapas, dan tidak bisa bicara.

Apa yang Harus Dilakukan saat Mengalami Sleep Paralysis?

Jika Anda mengalami sleep paralysis, usahakan untuk tetap tenang dan tidak panik.

Hal ini karena menurut sebuah studi, sensasi panik justru akan membuat seseorang semakin tertekan. Jadi, berusahalah untuk tetap tenang, tarik napas dalam-dalam dan hembuskan dengan sekuat mungkin sebanyak beberapa kali.

Karena kondisi ini merupakan bagian dari fase tidur yang belum sempurna, maka ini akan berakhir seiring berjalannya waktu. cobalah paksa tubuh Anda untuk bergerak. Awali gerakan mulai dari ujung jari tangan atau kaki sebagai bentuk perlawanan. Cara ini bisa membantu Anda untuk benar-benar terjaga dan terbebas dari kondisi ini.

Cara Mengatasi Sleep Paralysis

Sleep paralysis bisa membuat kualitas tidur seseorang menjadi berkurang. Jika Anda sering mengalami fenomena ini, ada beberapa cara untuk mengatasinya, di antaranya adalah :

1. Pastikan waktu tidur tercukupi

Kualitas tidur yang buruk dapat memicu sleep paralysis. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan kualitas tidur Anda.

Tidurlah 6–8 jam tiap malamnya dan biasakan tidur malam serta bangun pagi di waktu yang sama setiap harinya. Tidur yang cukup juga dapat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh Anda.

2. Perbaiki posisi tidur

Mayoritas orang yang mengalami sleep paralysis sering kali tidur dalam posisi telentang. Oleh karena itu, untuk mengurangi risikonya, tidurlah dengan posisi menyamping atau tengkurap dan hindari tidur dalam posisi telentang.

Selain itu, posisi tidur yang benar juga memberikan dampak positif untuk kesehatan, serta membantu untuk membaiki postur tubuh Anda.

Baca Juga :

 

3. Hindari konsumsi minuman beralkohol

Kurangi Konsumsi Alkohol
Kurangi Konsumsi Alkohol

Mengonsumsi minuman beralkohol juga bisa berdampak buruk pada kualitas tidur. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi alkohol sebelum tidur memang dapat tidur nyenyak, tetapi mudah terbangun di tengah malam dan sulit untuk tidur kembali.

Dengan menghindari konsumsi alkohol, Anda bisa mendapatkan tidur yang berkualitas dan tentunya meminimalkan risiko terjadinya sleep paralysis.

4. Kurangi stres

Stres umumnya dapat menyebabkan gangguan tidur dan meningkatkan risiko seseorang mengalami sleep paralysis. Bahkan, stres juga menjadi salah satu faktor pemicu mimpi buruk yang mengganggu kualitas tidur Anda.

Untuk mengurangi stres, Anda dapat melakukan berbagai cara, mulai dari mencoba relaksasi dengan menyalakan lilin aromaterapi atau mendengarkan musik yang Anda sukai sebelum tidur.

5. Kurangi konsumsi kafein

Konsumsi kafein dalam jumlah banyak dapat membuat Anda lebih susah tidur dan merasa lebih mudah cemas. Padahal stres dan gangguan cemas dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami sleep paralysis.

Oleh karena itu, cobalah untuk membatasi atau berhenti konsumsi minuman berkafein menjelang tidur dan perbanyak minum air putih.

6. Lakukan meditasi

Metode relaksasi otot dan pikiran melalui meditasi dapat membantu Anda mengurangi tekanan di dada, otot kaku, dan halusinasi saat Anda mengalami sleep paralysis.

Meditasi juga berguna untuk mengendalikan pikiran negatif yang berpotensi mengganggu kesehatan mental dan memperburuk kualitas tidur Anda.

7. Ciptakan kamar yang nyaman

Kamar yang nyaman akan memengaruhi kualitas tidur Anda. Kenyamanan kamar juga bisa menjadi kunci agar tidur Anda terhindar dari sleep paralysis. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan kamar yang nyaman, yaitu:

  • Menggunakan kasur dan bantal yang nyaman
  • Mengatur kamar tidur agar sebisa mungkin minim cahaya dan suara
  • Menjauhkan diri dari peralatan elektronik, seperti televisi dan ponsel, setidaknya 30 menit sebelum tidur

Selain itu, Anda bisa mencoba untuk mendekorasi ulang kamar. Cobalah ide desain kamar sesuai kepribadian agar kamar Anda terasa makin nyaman. Atau Anda juga bisa mencoba memilih sprei yang bagus untuk dekorasi kamar Anda, karena sprei yang cantik memiliki banyak manfaat untuk psikologis Anda.

Namun perlu Anda ketahui bahwa selain dekorasi, kamar juga akan semakin terasa sempurna jika Anda dapat beristirahat dengan tenang dan berkualitas. Maka dari itu, pilihlah sprei atau bedcover dengan bahan terbaik yang nyaman, lembut dan aman gunakan.

Sleep Buddy menjadi pilihan tepat bagi Anda yang menginginkan sprei dan bedcover berkualitas. Anda dapat mengunjungi marketplace Sleep Buddy di Tokopedia, Shopee, Blibli, atau Sleep Buddy store kami. Kunjungi juga akun Instagram kami untuk mendapatkan info terbaru seputar Sleep Buddy.

Baca Juga :

Nissa Sleepbuddy

Sleep Buddy Merk Lokal, Kualitas Internasional sejak 2009, Rasakan pengalaman tidur yang berbeda dari sprei lembut dan tahan lama.