Gangguan bipolar atau bipolar disorder mungkin menjadi salah satu jenis gangguan kesehatan mental yang cukup sering kita dengar sehari-hari. Biasanya, gangguan ini muncul dengan adanya perubahan drastis pada mood atau suasana hati. Sehingga, penderita gangguan bipolar bisa merasa sangat senang, kemudian berubah menjadi murung atau sedih dalam waktu sekejap.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menuturkan bahwa ada lebih dari 45 juta orang di dunia yang mengalami gangguan psikologis ini. Bahkan, gangguan bipolar menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kasus kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia.
Perlu Anda ketahui bahwa bipolar merupakan gangguan yang bisa diderita selama seumur hidup. Maka tak heran kalau gangguan ini akan mengganggu dan memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Sayangnya, terkadang masih banyak orang yang belum menyadari bahwa dirinya memiliki gangguan bipolar. Sehingga mereka pun tidak mencari bantuan atau melakukan penanganan yang tepat, yang membuat gangguan ini menjadi semakin parah.
Untuk itu, melalui artikel berikut ini, mari kenali lebih dalam tentang apa itu bipolar disorder, ciri-ciri atau gejalanya, hingga cara mengobatinya.
Apa Itu Bipolar Disorder?
Gangguan bipolar atau bipolar disorder adalah salah satu gangguan mental yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan mood yang ekstrem.
Penderita gangguan bipolar bisa secara tiba-tiba merasa sangat bahagia kemudian menjadi sangat sedih dalam waktu singkat. Dalam keseharian, terkadang penderita bipolar juga mengalami kondisi mood yang normal.
Perubahan mood secara ekstrem ini bisa terjadi beberapa kali dalam satu tahun, atau bahkan lebih sering terjadi pada kasus yang lebih parah. Saat sedang sangat bahagia, biasanya penderita bipolar akan merasa sangat bersemangat, penuh gairah, memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, bahkan bisa memandang citra dirinya sendiri secara positif (body positivity).
Namun, apabila penderita gangguan sedang merasa sangat sedih, mereka akan kesulitan untuk mengembalikan mood, mengatasi stres, kehilangan motivasi, merasa sangat tertekan, depresi, mengalami gangguan kecemasan, bahkan bisa juga kehilangan harapan hidup.
Inilah kenapa, WHO menyebutkan bahwa gangguan bipolar menjadi salah satu penyebab utama kasus kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia.
Jika dibiarkan secara berlarut-larut, kondisi ini akan menyebabkan menurunnya kualitas hidup penderitanya. Misalnya dapat merusak hubungan pribadi maupun sosial, menurunkan produktivitas, bahkan menyebabkan keinginan untuk bunuh diri.
Maka dari itu, mengetahui ciri-ciri dan gejala bipolar disorder sejak dini merupakan hal yang harus Anda perhatikan untuk mengantisipasinya.
Baca Juga :
- Penyebab dan Cara Menghentikan Bahayanya Self Destructive
- Pentingnya Self Awareness Untuk Memahami Diri Apa Adanya
Gejala Bipolar Disorder
Gangguan bipolar biasanya sering kali muncul pada usia akhir remaja atau dewasa awal. Penelitian menunjukkan bahwa setengah kasus gangguan bipolar terjadi pada usia di bawah 25 tahun.
Kendati demikian, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa gangguan bipolar juga bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Sehingga, pemeriksaan sejak dini dengan mengetahui gejalanya perlu Anda lakukan.
Seseorang dengan gangguan bipolar akan mengalami fase perubahan emosi yang ekstrem. Fase ini terdiri dari dua, yakni sangat bahagia (mania), dan sangat sedih (depresi).
Berikut ini adalah beberapa gejala gangguan bipolar yang harus Anda waspadai:
1. Fase Mania
Dalam fase ini, penderita gangguan bipolar biasanya menunjukkan perilaku ekstrem dan tak bisa mengontrol dirinya sendiri (self control). Fase kebahagiaan ini kerap disebut pula dengan sebutan hipomania.
Sebenarnya, mania dan hipomania merupakan hal yang berbeda, tetapi memiliki gejala yang sama. Hipomania umumnya menunjukkan gejala yang lebih ringan daripada mania. Sebaliknya, gejala mania bisa lebih parah hingga penderitanya tidak bisa menjalani aktivitas.
Berikut ini adalah gejala gangguan bipolar yang umum terjadi pada fase mania dan hipomania:
- Terlalu gembira dan kepercayaan diri yang berlebihan (euforia).
- Sangat berenergi dan bersemangat hingga tidak bisa diam (harus bergerak terus atau berjalan mondar-mandir).
- Mengalami kurang tidur karena tidak merasa ingin tidur atau merasa tidak butuh tidur terlalu lama.
- Berbicara dengan sangat cepat tentang banyak topik berbeda (sering mengubah topik).
- Berpikir bisa melakukan banyak hal sekaligus.
- Merasa seperti pikirannya berpacu atau tidak terkendali.
- Sangat sensitif dan mudah tersinggung.
- Fokusnya mudah teralihkan.
- Nafsu makan menurun atau bahkan merasa tidak ingin makan sama sekali.
- Kerap membuat keputusan yang buruk atau bertingkah ceroboh. Misalnya mabuk-mabukan, belanja gila-gilaan, menyetir ugal-ugalan, dan lain sebagainya.
Perlu Anda ketahui, pada fase ini biasanya penderita gangguan bipolar bisa mengalami psikosis. Yaitu kecenderungan di mana seseorang tidak bisa membedakan mana kenyataan dan mana yang hanya muncul di pikirannya. Sehingga, halusinasi dan delusi sangat identik dengan fase ini.
2. Fase Depresi
Selanjutnya adalah fase sangat sedih atau depresi. Ini merupakan fase yang membuat penderita gangguan bipolar merasa sangat tertekan hingga ke titik terendah, bahkan sama sekali tidak bersemangat untuk menjalani hidup.
Berbanding terbalik dengan fase mania, dalam fase depresi ini penderita bipolar akan menunjukan kesedihan atau keputusasaan yang sangat ekstrem.
Berikut ini adalah gejala gangguan bipolar yang umum terjadi pada fase depresi:
- Merasakan suasana hati yang tertekan. Misalnya perasaan sangat sedih, cemas berlebihan, hampa, atau bahkan putus asa.
- Kehilangan minat atau ketertarikan pada semua atau melakukan aktivitas sehari-hari.
- Muncul perasaan insecure yang berlebihan, merasa tidak berharga, rasa bersalah yang berlebihan, hingga kehilangan self worth.
- Kecenderungan melakukan self gaslighting dan self deprecation secara ekstrem.
- Bicara sangat lambat atau muda melupakan banyak hal.
- Mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi.
- Perubahan pola makan secara drastis, entah nafsu makan hilang atau meningkat.
- Cenderung menarik diri dari pergaulan dan orang terdekat.
- Kesulitan melakukan hal-hal sederhana.
- Muncul keinginan untuk bunuh diri, kecenderungan tantrum, hingga terobsesi pada kematian.
Sama halnya seperti fase mania, fase depresi yang parah juga mungkin menimbulkan gejala psikosis, seperti delusi dan halusinasi. Pada kondisi ini, gangguan bipolar dan skizofrenia kerap akan sulit dibedakan.
Baca Juga :
- Mengenal Gejala dan Penyebab Imposter Syndrome, Sindrom yang Meragukan Jati Diri
- Pentingnya Self Love untuk Kesehatan dan Cara Menerapkannya
Penyebab Bipolar Disorder
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab terjadinya gangguan bipolar. Akan tetapi, terdapat beberapa faktor yang mungkin bisa memicu munculnya gangguan ini.
Berikut adalah faktor-faktor yang bisa menjadi penyebab gangguan bipolar:
1. Ketidakseimbangan Kimia Otak
Otak dapat mengalami berbagai perubahan fisik yang memengaruhi tingkat bahan kimia otak atau neurotransmitter. Termasuk noradrenalin, serotonin, dan dopamin, yang mana merupakan zat-zat yang dapat memengaruhi mood. Jika terjadi ketidakseimbangan pada bahan-bahan kimia tersebut, maka seseorang bisa mengalami gejala bipolar disorder.
2. Faktor Keturunan
Selanjutnya adalah faktor genetik atau keturunan. Gangguan ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki keluarga tingkat pertama, seperti saudara kandung atau orangtua, dengan kondisi serupa.
3. Kondisi Lingkungan Sosial
Lingkungan sekitar rupanya juga bisa memberikan pengaruh besar sebagai penyebab munculnya gangguan bipolar.Faktor-faktor lingkungan yang dapat berpengaruh misalnya adalah perasaan stres akan suatu kejadian traumatis. Contohnya kematian anggota keluarga, perceraian, masalah finansial, dan lainnya.
Cara Mengobati Bipolar Disorder
Sampai saat ini, belum ada metode yang dapat mencegah gangguan bipolar. Namun, untuk mengurangi kambuhnya gejala, penderita dianjurkan untuk rutin mengonsumsi obat-obatan sesuai resep dokter atau menjalani psikoterapi.
Pengobatan gangguan bipolar ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi munculnya gejala, membantu penderita kembali beraktivitas seperti biasanya, dan menurunkan risiko mengalami gangguan kesehatan lainnya.
Demikian adalah ulasan mengenai gejala bipolar disorder, penyebab, hingga pengobatan untuk mengatasinya. Perlu Anda ingat, gangguan kesehatan ini mungkin secara tidak sadar kerap kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, atau bahkan Anda mengalaminya sendiri namun tidak menyadarinya. Sehingga, memperhatikan gejala gangguan bipolar sejak dini merupakan langkah preventif yang tepat agar Anda segera mendapatkan penanganan secara cepat.
Baca Juga :
- Cara Mengatasi Somatoform, Penyakit yang Hanya Muncul Karena Stres
- Psikosomatis, Gangguan Kesehatan Hanya Saat Stres dan Cemas
Sleep Buddy Merk Lokal, Kualitas Internasional sejak 2009, Rasakan pengalaman tidur yang berbeda dari sprei lembut dan tahan lama.